Suara.com - Penelitian salah satu perusahaan keamanan siber global menunjukkan serangan siber pada tahun ini terbanyak berhubungan dengan uang, khususnya menyasar perbankan dengan meretas sistem ATM serta penggunaan telepon pintar untuk layanan perbankan.
Berdasarkan laporan itu dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, sebesar 36 persen serangan perbankan daring menargetkan perangkat Android, meningkat tajam dari 8 persen pada tahun 2015.
Malware yang menyasar ATM juga meningkat 20 persen dibandingkan pada tahun 2015.
Penelitian yang dilakukan Kaspersky Lab itu melaporkan penyerang memanfaatkan "Google Play Store" untuk mendistribusikan malware Android dengan aplikasi yang terinfeksi dan diunduh hingga ratusan ribu kali.
"Jumlah dan jenis serangan siber serta korban mereka pada tahun 2016 membuat pendeteksian yang lebih baik dan berada pada daftar teratas dari prioritas bisnis," kata Kepala Peneliti Keamanan Kaspersky Lab David Emm.
Terkait dengan penanganan, penelitian itu menemukan 28,7 persen perusahaan memerlukan beberapa hari untuk menemukan adanya insiden keamanan, sementara 19 persen memerlukan beberapa minggu atau bahkan lebih.
Untuk sebagian kecil tetapi cukup signifikan sebesar 7,1 persen membutuhkan waktu berbulan-bulan dan sisanya baru menemukan melalui audit keamanan eksternal maupun internal atau peringatan dari pihak ketiga, seperti klien atau pelanggan.
Selain serangan pada perbankan, terdapat ancaman siber berupa perdagangan terselubung yang memperjualbelikan puluhan ribu kredensial server yang berhasil diretas, serangan spionase siber yang ditargetkan serta serangan untuk mendapatkan data-data yang penting.
"Terdapat sebuah pasar gelap untuk memperjualbelikan lebih dari 70.000 kredensial server hasil peretasan yang memungkinkan siapa pun untuk membeli akses ke server yang telah diretas, misalnya salah satu yang terletak di jaringan pemerintah negara Uni Eropa," tutur Emm.
Penelitian mencatat pada tahun 2016 terdapat 262 juta URL berbahaya dan 758 juta serangan daring berbahaya yang diluncurkan di seluruh dunia, 29 persen berasal dari Amerika Serikat dan 17 persen dari Belanda. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
38 Kode Redeem FF Terbaru 11 September 2025 Siap Klaim, Ada Skin AWM Paling Dicari
-
Sat Set Langsung Jadi, Ini Kumpulan Prompt dan Cara Cepat Edit Foto Polaroid Bareng Idola
-
Coursera Luncurkan Skill Tracks, Solusi Pembelajaran Berbasis Data untuk Peningkatan Keahlian Kerja
-
Apple Rilis AirPods Pro 3: TWS yang Punya Fitur Terjemahan hingga Sensor Detak Jantung
-
NASA: Batuan Purba Kawah Jezero Simpan Petunjuk Kehidupan di Mars
-
Kapan iPhone 17 Rilis di Indonesia? Ini Perkiraan Tanggal dan Harganya
-
POCO F6 Turun Harga, Saat Tepat Beli HP Flagship Killer yang Lebih Murah?
-
Rover Perseverance NASA Temukan Petunjuk Baru Kehidupan Purba di Mars
-
Berapa Harga POCO X6 Pro di September 2025? Desainnya Dibilang Mirip iPhone 17
-
ADVAN Soulmate X Resmi Rilis, Cek Apa yang Ditawarkan Laptop Murah Ini