Suara.com - Presiden Barack Obama telah melihat pertumbuhan peretas (hacker) menjadi ancaman yang semakin besar. Intelijen AS dan lembaga penegak hukum telah merespon segala sesuatu dari pembajakan Google Cina pada 2009 dengan campur tangan digital Rusia dalam pemilihan ini.
Sebagai hasilnya, dia berpikir beberapa langkah ke depan. Dan itu termasuk mempersiapkan kemungkinan bahwa orang lain mungkin mempertimbangkan fiksi ilmiah, seperti kemungkinan suatu kecerdasan buatan dilatih melalui pembelajaran mesin dan bertugas mencuri kode nuklir AS.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Direktur MIT Media Lab Joi Ito dan Editor-in-Chief Wired Scott Dadich, Obama membahas kemungkinan-kemungkinan bahaya hadirnya AI. Seperti ketika peretas melakukan aksi mencuri sidik jari dari 5,6 juta pegawai federal dan menarik dari sebuah versi modern dari Watergate.
Ia bertanya-tanya ada kemungkinan pihak lawan menggunakan AI untuk menyusup sistem paling sensitif pemerintah.
"Mungkin ada suatu algoritma yang mengatakan, 'Pergi menembus kode nuklir dan mencari cara untuk meluncurkan beberapa rudal,'" kata Obama.
"Kalau itu hanya tugasnya, jika itu belajar sendiri dan itu hanya algoritma yang benar-benar efektif, masalah maka Anda punya," ujarnya.
Kekhawatiran ini muncul mengikuti dari aksi Pentagon Defense Advanced Research Projects Agency sedang mengembangkan perangkat lunak AI untuk pelanggaran dan pertahanan.
Obama berpendapat potensi serangan AI tidak menjadi 'kiamat' bagi dunia siber. Tapi itu membutuhkan penguatan pertahanan Amerika untuk melawan semua peretas, manusia dan bot.
"Direktif saya untuk tim keamanan nasional saya. Jangan khawatir karena belum banyak mesin yang mengambil alih dunia," katanya.
"Khawatir tentang kapasitas baik aktor non negara atau aktor dari pihak musuh menembus sistem. Dalam arti bahwa hal itu tidak konseptual berbeda dari banyak pekerjaan cybersecurity yang kita lakukan. Ini hanya berarti bahwa kita harus lebih baik, karena mereka yang menggunakan sistem ini akan menjadi jauh lebih baik dari sekarang," papar Obama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Indosat Lebarkan Sayap Hadirkan Solusi Berteknologi AI ke Bisnis Ritel : One Stop Solution
-
Presiden Seiko Epson Corporation Resmikan PIN Experience Center, Showroom Terbesar di Asia Tenggara
-
5 Tablet Harga di Bawah Rp3 Juta yang Cocok untuk Anak Kuliahan, Spek Dijamin Gahar!
-
First Sale Xiaomi 15T Series di Jogja Meriah, Penggemar Bawa Pulang Beragam Hadiah Ekslusif
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Oktober: 20.000 Gems dan Pemain 112-113 Menanti
-
Beda Oppo A6 Pro 4G vs 5G: Sama-sama HP Tangguh, Selisih Harga Sejuta
-
Pre Order Bulan Ini, Segini Harga iPhone 17 Series di Indonesia
-
Mengenal Shopee VIP, dari Biaya Langganan hingga Keuntungan Belanja Online
-
Yang Nyari HP Tahan Lama Tapi Tetap Keren, Nih Jawabannya: OPPO A6 Pro, HP Paling Worth-it Tahun Ini
-
SSD MagSafe Terbaru: Pertajam Kualitas Videografi Bagi Pengguna iPhone