Suara.com - Arkeolog Sarah Parcak adalah memungkinkan siapa pun di dunia dengan koneksi internet untuk berpartisipasi dalam menemukan situs arkeologi baru, dan melindungi situs arkeologi rentan dari penjarahan. Menggunakan 1 juta dolar AS atau kisaran Rp13 miliaran, yang didapatkannya saat memenangkan Hadiah TED serta dukungan dari National Geographic Society dan DigitalGlobe.
Ia baru saja diluncurkan GlobalXplorer. Organisasi ini bertujuan untuk melibatkan orang-orang dari semua latar belakang dalam menemukan dan melestarikan situs arkeologi melalui penggunaan citra satelit. Metode tersebut harus, menurut situs GlobalXplorer ini, sudah mendapatkan hasil mengesankan.
"Sejauh ini, teknik Dr. Parcak ini telah membantu menemukan 17 piramida berharga, 3.100 pemukiman ang terlupakan dan 1.000 makam yang hilang di Mesir. Dia juga membuat penemuan penting dalam dunia Viking dan Kekaisaran Romawi. Dengan bantuan ilmuwan di seluruh dunia, ia berharap dapat mengungkap banyak lagi ... Sejauh ini, metode Sarah ini telah terbukti sukses lebih dari 90% dalam memproduksi penemuan penting," tulis di situs resmi tersebut.
Visi Parcak dalam menggunakan teknologi satelit modern memindai dunia untuk memperoleh data archeologically adalah menjanjikan. Dengan kekuatan orang banyak, pasti akan banyak temuan menarik dalam waktu dekat.
Saat ini, organisasi ini bekerja terutama di Peru. Mereka mengerjakan situs sejarah yang telah dijarah oleh banyak para penjarah. Salah satu cara GlobalXplorer mencegah penjarahan dengan memungkinkan pengguna untuk mencatat daerah yang tampaknya rentan. Arkeolog berkolaborasi dengan pemerintah Peru, melindungi daerah mereka.
Meskipun begitu, beberapa arkeolog telah mengkritik visi Parcak, dengan alasan bahwa metode analisis citra satelitnya dapat mendorong munculnya penjarahan. Pasalnya, metode tersebut akan dengan sengaja menunjuk mereka ke tempat bersejarah itu.
Namun, kekhawatiran tersebut diperdebatkan, menurut artikel Kristina Killgrove kepada Forbes. Dia menjelaskan, sistem yang dibuat GlobalXplorer dapat melindungi tempat bersejarah tersebut dengan memberikan informasi keliru menginformasikan kepada para penjarah.
GlobalXplorer dipercaa dapat menyembunyikan informasi untuk melindungi dari aksi eksploitasi. [Big Thing]
Baca Juga: Firefox OS Resmi Gulung Tikar
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
4 Rekomendasi iPhone Bekas Terbaik, Lengkap dengan Harganya di September 2025
-
Redmi 15C 5G Resmi, HP Murah Xiaomi dengan Kamera 50MP dan Baterai 6.000 mAh
-
Samsung Galaxy A17 4G Masuk Indonesia, HP Rp 2 Jutaan dengan Kamera 50MP
-
Meta Ray-Ban Display: Kacamata Pintar Calon Pengganti Smartphone, Cukup Kontrol dari Tangan
-
Ray-Ban Meta 2 Resmi Dirilis, Kacamata Pintar Bisa Rekam Video 3K
-
Oppo Siapkan ColorOS 16, Kapan Tanggal Rilis Resminya?
-
53 Kode Redeem FF Hari Ini 18 September 2025, Klaim Evo Gun hingga Skin Scar Megalodon
-
Redmi K90 Kantongi Sertifikasi Anyar, Ungkap Teknologi Pengisian Daya Ini
-
Deretan iPhone Paling Worth It di September 2025: Harga Terjangkau, iOS Mumpuni
-
14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 18 September 2025, Klaim Gems hingga Pemain OVR 111