Suara.com - Seorang peneliti malware tanpa nama, secara tidak sengaja membantu menghentikan penyebaran serangan siber global, yang menyerang setidaknya 150 negara.
Peneliti itu berusia 22 tahun, mengikuti nama MalwareTech, telah menjadi pahlawan karena usaha mereka untuk membendung penyebaran ransomware WannaCry.
MalwareTech, yang berbasis di Inggris, tidak mengungkapkan identitas atau jenis kelamin mereka ke CNN. MalwareTech menerbitkan sebuah posting blog pada Sabtu pagi yang menjelaskan bagaimana mereka menghentikan penyebaran ransomware ini.
Peretas mengambil alih komputer dengan target yang tersebar di seluruh dunia dan meminta pemiliknya membayar ratusan dolar untuk mendapatkan kembali file mereka. Ini mengambil keuntungan dari kerentanan Windows yang bocor pada April lalu dan alat peretas diyakini milik NSA.
MalwareTech menemukan nama domain yang tidak terdaftar di ransomware dan membelinya seharga 10.69 dolar atau sekitar Rp142 ribuan. Kemudian, mereka mengarahkan domain ke lubang pembuangan atau server yang mengumpulkan dan menganalisis lalu lintas perangkat lunak perusak.
Hal yang tidak disadari korban, adalah bahwa domain sebenarnya adalah sakelar pembunuh, sebuah cara bagi seseorang untuk mengendalikan dan meminta uang tebusan.
Meskipun begitu, MalwareTech tidak menganggap dirinya sebagai pahlawan.
"Saya hanya berpikir yang saya lakukan itu signifikan. Tapi saya hanya mendapat sedikit terima kasih dari orang-orang yang sangat menghargai. Namun, tidak ada tawaran pekerjaan yang bagus karena saya bahagia dimana saya berada," kata MalwareTech kepada CNN melalui email.
"Kami menemukan bahwa domain itu seharusnya tidak terdaftar dan malware tersebut menghitung hal ini. Jadi dengan mendaftarkannya, kami secara tidak sengaja menghentikan infeksi berikutnya," kata mereka kepada CNN.
Namun, ini hanya menghentikan satu versi WannaCry. Ada berbagai versi ransomware yang tidak menghubungi domain tertentu dan masih bisa menyebar, sehingga komputer pun bisa terinfeksi. Mesin Windows yang selalu diperbarui aman dari serangan ini. [CNN Money]
Baca Juga: Australia Klaim Lolos dari Serangan Ransomware? Tunggu Dulu...
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
7 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli HP Bekas, Jangan Salah Pilih!
-
iPhone 17 Diklaim Laris Manis, tapi Ada Kabar Kurang Sedap Lain
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 6 Oktober 2025: Banjir Hadiah, Klaim Sebelum Kedaluwarsa
-
18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
-
HP Murah Honor X5c Rilis: Desain Mirip iPhone, Harga Sejutaan
-
Pemilik Ponpes Al Khoziny Bukan Orang Sembarangan, Petinggi Partai Beri Bantuan
-
Rincian Sensor Kamera iPhone 17 Series Terungkap, Semuanya dari Sony
-
57 Kode Redeem FF Terbaru 5 Oktober: Ada Bunny Bundle dan SG2 Troublemaker
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
-
Xiaomi 17T Diprediksi Rilis Lebih Awal, Pertahankan Chip Premium MediaTek