Suara.com - Australia mengklaim telah lolos dari dampak buruk serangan ransomware global beberapa waktu lalu. Namun, Penasehat Keamanaan Siber Perdana Menteri justru memberikan peringatan bahwa serangan ini bukan permainan.
Menurutnya, serangan ini merupakan pertempuran sengit antara hacker peretas dengan badan keamanan. Pemerintah Federal mengatakan, hanya tiga perusahaan Australia yang telah dikonfirmasi menjadi korban sejauh ini. Namun, bisa lebih banyak lagi saat para staf kantor menghidupkan komputer mereka pagi ini.
Penasihat keamanan siber Perdana Menteri Alastair MacGibbon mengatakan bahwa infrastruktur penting belum dirusak pada tahap ini.
"Kami akan melihat lebih banyak korban di sini dan itu sangat menyedihkan," kata MacGibbon kepada ABC.
"Itu selalu buruk bagi bisnis manapun untuk menjadi korban kejahatan, tapi secara keseluruhan kita percaya bahwa sejauh ini kita telah melewatkan yang terburuk ini. Kami tidak melihat adanya dampak pada sistem kesehatan yang penting, kami tidak memiliki laporan tentang instansi pemerintah yang terkena dampak ini," paparnya.
Dia memperingatkan agar tidak membayar uang tebusan sebelum menjajaki peluang untuk mendapatkan kembali akses data yang dikompromikan dengan pihak berwenang.
"Anda tidak ingin membayar penjahat karena tidak ada penghormatan di antara para pencuri namun pada akhirnya akan menjadi keputusan bisnis jika berpikir mereka tidak dapat beroperasi tanpa file ini," katanya.
Ransomware telah dirancang untuk menyebar antara komputer dan jaringan secara otomatis dengan "fungsi worm", yang memungkinkannya menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Direktur Pusat Penelitian Keamanan Cyber di Deakin University, Profesor Yang Xiang, mengatakan tidak etis membayar uang tebusan untuk data.
Baca Juga: Tips Meminimalisasi Komputer Terinfeksi Ransomware WannaCry
"Jika Anda terus membayar uang tebusan, ini benar-benar membantu penyerang untuk menumbuhkan industri ini," katanya kepada ABC.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Tablet dengan RAM 12 GB Plus Baterai Jumbo, Multitasking untuk Pekerjaan Berat
-
Spesifikasi RedMagic 11 Pro: Calon HP Gaming Gahar di Indonesia, Chip Super Kencang
-
HP Murah Oppo Misterius Lolos Sertifikasi, Usung Baterai 7.000 mAh
-
5 Smartwatch Anti Air yang Bisa Dipakai Berenang, Aman hingga Kedalaman 50 Meter
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru
-
Resident Evil Requiem Rilis 2026, Begini Bocoran Campaign dan Gameplay-nya
-
XLSMART Sukses Terapkan Zero Waste di AXIS Nation Cup 2025
-
4 Smartwatch Xiaomi yang Layak Dibeli 2025, Budget Mulai Rp300 Ribuan Aman