Suara.com - DNA kita rupanya bisa memengaruhi kemampuan untuk membaca pikiran dan emosi orang lain hanya dengan menatap mata orang tersebut, demikian hasil penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry.
Lebih khusus, penelitian yang diulas oleh Science Daily pada pekan lalu itu, menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk membaca emosi dan pikiran orang lain hanya dengan kontak mata.
Kemampuan ini diketahui setelah para peneliti di Univeristy of Cambridge, Inggris bersama sejumlah ilmuwan dari Prancis, Australia, dan Belanda menggelar sebuah ekperimen bernama "Reading the Mind in the Eyes" atau "Eye Test".
Dalam tes ini para ilmuwan berusaha mencari tahu, apakah manusia bisa membaca emosi atau pikiran orang lain hanya dengan melihat matanya. Tes ini dikembangkan oleh para ilmuwan di Univeristy of Cambridge sekitar 20 tahun lalu.
Tes terbaru yang melibatkan 89.000 orang di dunia itu menemukan bahwa ada sekelompok orang yang punya kemampuan lebih dalam membaca pikiran dan emosi hanya dari kontak mata. Juga ditemukan bahwa pada perempuan kemampuan ini lebih baik ketimbang pada lelaki.
Lebih lanjut para peneliti menemukan bahwa gen-gen kita berpengaruh terhadap kemampuan unik ini. Mereka menemukan variasi genetik pada kromosom 3 perempuan, yang berhubungan dengan kemampuan mereka untuk membaca pikiran orang lain hanya dari kontak mata.
"Ini adalah penelitian terbesar yang menganalisis empati kognitif di dunia. Ini juga merupaka studi pertama yang mencoba menghubungkan antara performa manusia dalam Eye Test dengan variasi genom manusia," jelas Varun Warrier dari Cambridge, yang memimpin penelitian itu.
Sementara pada lelaki, kemampuan untuk membaca pikiran orang lain tidak berkaitan dengan gen-gen pada kromosom 3, satu 23 pasang kromosom pada tubuh manusia.
"Studi baru ini menunjukkan bahwa empati turut dipengaruhi oleh faktor genetik. Tetapi kita tak boleh mengabaikan faktor-faktor sosial penting lain seperti pengalaman hidupnya di masa pertumbuhan," jelas Thomas Bourgeron dari University Paris Diderot, yang juga terlibat dalam riset itu.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Skincare DNA Salmon untuk Usia 40-an, Kulit Lebih Glowing dan Awet Muda
-
Studi Ungkap Jejak Genetik Serigala Masih Tertinggal di DNA Anjing Modern
-
Delapan Bulan Hilang, Kebenaran tentang Alvaro Kini Menunggu Hasil Tes DNA
-
Rahasia Perbedaan Wajah Neanderthal dan Manusia Modern Akhirnya Terungkap
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan
-
Cara Tukar Poin SmartPoin Smartfren Jadi Pulsa
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Update Terbaru Stardew Valley 1.7: Bocoran Ladang Baru hingga Tanggal Rilis