Terlepas dari semua ini, ketika monyet kloning, Zhong Zhong dan Hua Hua, diturunkan ke dunia pada bulan Januari lalu, kehebohan seputar kloning kembali menyala.
Sementara beberapa orang memusatkan perhatian pada potensi dari jika monyet berhasil diklon, berarti manusia kloning akan terjadi?
"Orang-orang khawatir dengan aplikasi pada manusia, tapi saya pikir itu selalu omong kosong," ujar Profesor Robin Lovell-Badge, seorang ahli kloning di Francis Crick Institute.
"Mengingat betapa tidak efisiennya dan pasti tidak aman, Anda pasti tergila-gila untuk mencobanya."
Monyet-monyet itu diproduksi dengan menggunakan teknik yang sama yang digunakan untuk menghasilkan Dolly bertahun-tahun yang lalu, yakni transfer nuklir sel somatik.
Foto: Seekor anak monyet hasil kloningan di Cina. [AFP/Akademi Sains Cina]
Teknik ini melibatkan pengambilan nukleus, yang berisi informasi genetik, dari sel telur donor, dan menggantinya dengan sel dari individu lain. Mengikuti kejutan listrik untuk memulai pembelahan sel, embrio akan berkembang menjadi tiruan hewan yang menyumbangkan materi genetik.
Menurut Profesor Lovell-Badge, meski sudah 15 tahun yang telah berlalu, teknik ini masih menyisakan banyak hal yang diinginkan.
Baca Juga: Pabrikan Mobil Cina Kloning BMW Empat Pintu Isetta
"Ini bekerja cukup baik untuk perusahaan komersial dan eksperimen yang telah dilakukan, jadi tidak banyak orang yang mencurahkan usaha untuk mencoba dan memperbaiki metode ini," katanya.
Sementara penelitian terbaru menunjukkan, cerita negatif seputar kesehatan Dolly yang buruk akibat kloning adalah tidak berdasar. Inefisiensi proses kloning itu sendiri masih menjadikannya prosedur yang sulit diterima banyak orang.
Sebenarnya, jauh dari itu jumlah total kloning yang dilakukan, para peneliti masih ingin menekankan perawatan yang harus dilakukan saat menggunakan teknologi ini.
"Seperti kekuatan nuklir dan kecerdasan buatan, teknologi kloning juga merupakan pedang bermata dua," kata Dr Qiang Sun, salah satu ilmuwan yang bertanggung jawab atas monyet kloning.
Dia dan rekan-rekannya meyakinkan media pemerintah Cina bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengkloning manusia.
Seperti diketahui, monyet tidak diragukan lagi secara genetis lebih dekat dengan manusia daripada domba. Tapi karena Zhong Zhong dan Hua Hua diperkenalkan ke seluruh dunia, para ilmuwan sekali lagi ingin menekankan perkembangan tidak berarti berikutnya akan dilakukan kloning pada manusia.
Poin kunci yang dikemukakan Profesor Lovell-Badge adalah bahwa kloning tidak akan menciptakan salinan pasti dari manusia yang ada seperti yang orang bayangkan. Faktor lingkungan seperti asuhan akan berinteraksi dengan anak yang sedang berkembang dan menghasilkan seseorang yang sangat berbeda.
"Tidak ada pembenaran yang bagus untuk melakukannya," katanya.
Sedangkan untuk aplikasi praktis kloning, ada sejumlah saran. Tim peneliti di balik monyet kloning tersebut mengatakan bahwa mereka ingin menggunakan primata genetik identik untuk mempelajari penyakit pada manusia.
Pada akhir spektrum yang lebih ambisius adalah rencana untuk membangkitkan kembali spesies yang telah punah seperti mammoth wol dan harimau Tasmania, menggunakan teknologi kloning.
Namun, penggunaan kloning masa depan kemungkinan besar akan menghasilkan ternak yang lebih baik, terutama dalam kombinasi dengan teknik pengarsipan genom yang baru.
"Ini alat eksperimen yang sangat penting, rute untuk memodifikasi hewan secara genetis, terutama hewan besar seperti sapi, domba dan babi," kata Profesor Lovell-Badge.
Setelah memanipulasi sel untuk menghasilkan hasil genetik yang diinginkan dan tidak ada perubahan yang tidak diinginkan, para ilmuwan kemudian dapat mengkloningnya.
"Itulah keuntungan dari prosedur kloning," pungkasnya. [Independent]
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa