Suara.com - Keberadaan fitur enkripsi di beberapa aplikasi pesan, seperti WhatsApp dan Telegram, kerap dimanfaatkan teroris untuk menyebarkan paham radikalis. Dengan fitur ini, suatu percakapan sangat sulit untuk disadap.
Untuk diketahui, sistem enskripsi di aplikasi memastikan hanya Anda dan penerima yang dapat membaca pesan. Sebab, pesan diamankan dengan kunci khusus yang tak bisa diakses oleh pihak lain.
Tenaga Ahli Menteri Kominfo Bidang Literasi Digital dan Tata Kelola Internet, Donny B.U, mengatakan enkripsi jadi celah bagi teroris untuk berkomunikasi secara rahasia.
"Seluruh messenger mendorong enkripsi untuk membuat komunikasi menjadi privat. Sayangnya, kerap disalahgunakan," katanya Donny di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Walaupun kerahasiaan percakapan termasuk bagian dari hak asasi manusia, ia mengatakan percakapan di aplikasi dapat ditindak jika terdapat payung hukum yang kuat.
"Harus ada cara agar enkripsi agar tidak dimanfaatkan. Untuk saat ini, kita punya instrumen hukum di Undang-Undang ITE," tambahnya.
Senada dengan Donny, pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya menjelaskan fitur enkripsi di aplikasi memang sulit untuk dibuka.
"Namun pihak berwajib bukan berarti diam saja, namanya juga permainan teknologi. Harus dicari terus cara untuk mengantisipasi hal ini," jelasnya
Untuk itu, ia mengimbau kepada penyedia platform untuk dapat berperan aktif dalam membantu pemerintah memerangi terorisme.
Berita Terkait
-
Fitur Tersembunyi WA Web, Ini Cara Blur Chat WhatsApp agar Tak Diintip
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa Balas WhatsApp, Harga di Bawah 1 Juta
-
Cara Blur WhatsApp Web dengan Mudah, Anti Intip Saat di Kantor
-
Dua Aplikasi Pesan Jadi Sarang Penipuan Online: 67 Persen Scam Dikirim!
-
WhatsApp Hadirkan Fitur Cadangan Super Aman: Kini Data Chat Terkunci!
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
Terkini
-
24 Kode Redeem FF Terbaru 10 November 2025: Dapatkan Mythos Fist & SG2 One Punch Man
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 10 November 2025: Klaim Pemain Langka dan Emote Eksklusif
-
Cara Tukar Robux Roblox Jadi Uang Tunai
-
Kronologi 3 Astronot China Terdampar di Luar Angkasa Tanpa Kepastian Balik ke Bumi
-
20 Kode Redeem FC Mobile 9 November 2025, Ungkap Trik Dapatkan 20.000 Gems Gratis
-
28 Kode Redeem FF 9 November 2025, Misi Rahasia Dapatkan Skin Groza FFCS Jangan Terlewat
-
Apple Akhirnya Nyerah, Pilih Bayar Google Rp 16 Triliun per Tahun
-
Honor Siapkan HP 10.000 mAh ala Power Bank Pertama di Dunia
-
Sword of Justice Resmi Rilis ke Indonesia, Game MMORPG Berpadu AI
-
Terobosan Konektivitas: Uji Coba Pertama NR-NTN 5G-Advanced via Satelit LEO OneWeb