Suara.com - CEO Twitter Jack Dorsey telah mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa algoritma perusahaan tidak selalu "tidak memihak".
Dia mengatakan platform "tidak adil" mengurangi keterlihatan 600.000 akun, termasuk beberapa anggota Kongres.
Tetapi dia tidak dapat segera mengatakan apakah mayoritas dari mereka adalah Republik, Demokrat atau sebaliknya.
Dorsey diminta keterangannya oleh senator atas tuduhan bahwa Twitter menyensor suara konservatif. Beberapa Partai Republik, termasuk Presiden AS Donald Trump, menuduh Twitter bias dan hal ini dibantah perusahaan.
"Twitter tidak menggunakan ideologi politik untuk membuat keputusan apa pun, baik terkait dengan pemberian peringkat pada layanan kami atau bagaimana kami menegakkan aturan kami," kata Dorsey.
Namun, dia mengatakan perusahaan telah membuat kesalahan.
Pada hari Rabu (5/9/2018) waktu setempat, Departemen Kehakiman AS mengatakan akan menyelidiki kekhawatiran yang berkembang bahwa perusahaan-perusahaan ini dapat menodai persaingan dan dengan sengaja menghambat kebebasan berpendapatdi platform mereka.
Tuduhan penyensoran dipicu ketika Twitter menambahkan "filter kualitas" ke platform dan hasil pencariannya.
Beberapa pengguna memperhatikan bahwa tweets mereka tidak lagi muncul dalam hasil pencarian dan beranggapan bahwa konten mereka disembunyikan.
Baca Juga: Twitter Uji Fitur Baru Status Online dan Thread Bisa Dibalas
Dorsey mengatakan kepada senator bahwa platform menggunakan "ratusan sinyal" untuk memutuskan apa yang harus ditunjukkan, menurunkan peringkat dan menyaring.
"Kami tidak melarang siapa pun berdasarkan ideologi politik," katanya.
Dia menjelaskan bahwa algoritma telah bertindak pada perilaku orang yang mengikuti akun, sehingga beberapa politisi dihukum karena perilaku pengikut mereka.
"Itu tidak adil. Kami memperbaikinya", kata Dorsey.
Namun, beberapa senator dalam dengar pendapat mengatakan penyelidikan itu membuang-buang waktu.
Demokrat Paul Sabanes mengatakan, sidang itu dipicu oleh teori konspirasi negara yang disodorkan oleh presiden. Sementara rekan Demokrat Jerry McNerney mengatakan, itu adalah upaya oleh Partai Republik untuk memotivasi pemilih mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 September 2025: Klaim Hadiah, Hadir Son Heung-min dan Kessie
-
iOS 26 Bikin iPhone Panas dan Boros Baterai, Ini Klarifikasi Apple
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 16 September 2025, Klaim M1014 Green Flame Draco dan SG2 OPM
-
Cara Mengedit Foto yang Lagi Viral, Buat Miniatur Efek Retro Pakai Gemini AI
-
HP Baru iQOO Muncul di Geekbench: Usung RAM 16 GB dan Dimensity 9500
-
Apple Rencanakan Peluncuran iPhone dan MacBook Baru di Awal 2026?
-
Ubah Foto Biasa Jadi Profesional LinkedIn, Cuma Modal Gemini AI Pakai Prompt Ini!
-
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan
-
Video Lawas Budi Arie Viral Lagi, Sebut Masuk Penjara Bila Kalah di Pilpres 2024