Suara.com - Badan antariksa Amerika telah merilis sebuah video yang menggambarkan perjalanan berbahaya yang akan dilakukan penyelidikan InSight ke permukaan Mars akhir bulan ini.
Pengambilan gambar dilakukkan oleh Rob Manning, chief engineer di Nasa Jet Propulsion Laboratory. Film ini menggambarkan berbagai tahapan apa yang disebut "masuk, turun dan pendaratan", atau EDL.
Agensi ini menghasilkan video serupa untuk pendaratan Curiosity Mars pada tahun 2012 yang disebut The 7 Minutes of Terror.
Video tersebut menjadi hit viral. Meski yang satu ini tidak terlalu mencolok tetapi tetap sangat berhasil dalam mengkomunikasikan drama pendaratan di Mars.
Diluncurkan kembali dari Bumi pada bulan Mei, InSight masih beberapa juta km dari Planet Merah.
Menurut Tom Hoffman, manajer proyek InSight di JPL, waktu kedatangan sudah ditetapkan.
"Kami akan mendarat pada 26 November sekitar pukul 11.47 waktu Pasifik (19:47 GMT) tanpa menghiraukan apapun. Artinya, kami ada di jalur balistik, kami tidak bisa mengubahnya, kami tidak bisa pergi kembali," katanya kepada wartawan minggu ini.
Insight adalah probe statis. Dengan kata lain, itu akan diam di satu tempat dan tidak akan berkeliaran di sekitar planet seperti Curiosity dan robot beroda Nasa lainnya.
Ini akan menjadi misi pertama untuk memfokuskan penyelidikannya terutama di pedalaman Mars.
Baca Juga: Canggih dan Keren, Ini Desain Rumah untuk Planet Mars
Ini akan menempatkan seismometer di permukaan untuk merasakan "Marsquakes".
Getaran ini harus mengungkapkan bagaimana batuan bawah tanah berlapis, data yang dapat dibandingkan dengan Bumi untuk menjelaskan lebih lanjut tentang pembentukan planet 4,6 miliar tahun yang lalu.
Eksperimen seismometer dilakukan di Prancis. Bangsa Eropa telah menyediakan sensor broadband yang akan mendeteksi getaran frekuensi rendah dari tanah, sementara Inggris telah berkontribusi trio microseismometers, tentang ukuran koin pound, yang akan pergi setelah frekuensi yang lebih tinggi.
Instrumen Inggris dikembangkan di Imperial College London dan Oxford University. Peneliti utamanya adalah Prof Tom Pike. [BBC]
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Spesifikasi Xiaomi 17 Pro Max: Bawa Snapdragon 8 Elite Gen 5, Layar Belakang ala Mi 11 Ultra
-
Vivo Segera Rilis Sistem Operasi OriginOS ke Luar China, Gantikan FunTouch OS
-
Realme GT 8 Pro Debut Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5, Skor AnTuTu Tembus 4 Juta Lebih
-
Vivo V60 Lite Masuk Indonesia 2 Oktober, Intip Spesifikasinya
-
Komdigi Sebut Indonesia Harus Mandiri Kembangkan AI biar Tak Bergantung Teknologi Asing
-
13 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September 2025: Skuad Mesti Gahar, Pele dan Petit Menantimu
-
25 Kode Redeem FF Terbaru 28 September 2025, Klaim Diamond dan Bundle Langka Sekarang
-
4 HP dengan Kamera Stabil di Bawah Rp3 Juta: Cocok untuk Konten Harian dan Video Anti-Goyang
-
Mending Beli iPhone 13 atau iPhone 16e? Duel iPhone Murah
-
27 Prompt Gemini AI Edit Foto Pasangan Jadi Ala Studio Profesional