Suara.com - Sekelompok peneliti telah menemukan tiga kelemahan keamanan baru dalam jaringan 4G dan 5G yang memungkinkan peretas menguping panggilan dan melacak lokasi pemilik ponsel.
Sebuah laporan yang ditulis Hussain, Ninghui Li, dan Elisa Bertino dari Universitas Purdue serta Mitziu Echeverria dan Omar Chowdhury dari Universitas Iowa mengungkapkan temuan mereka dalam Simposium Jaringan dan Sistem Keamanan Terdistribusi di San Diego.
Laporan tersebut menuliskan bahwa para peneliti menguraikan serangan yang disebut Torpedo, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu perangkat berada di lokasi tertentu. Serangan tersebut mengeksploitasi kelemahan dalam protokol paging yang digunakan operator untuk memberi tahu ponsel sebelum panggilan atau pesan teks masuk.
Beberapa panggilan yang dilakukan terus menerus, peretas dapat memanfaatkan informasi halaman yang dihasilkan oleh perangkat untuk menentukan di mana perangkat tersebut berada. Para peneliti juga menemukan bahwa celah tersebut dapat digunakan untuk mengirim peringatan darurat palsu ke perangkat.
Torpedo memicu untuk dua serangan lainnya, yaitu Piecer, yang menurut para peneliti memungkinkan penyerang menentukan identitas pelanggan seluler internasional (IMSI) di jaringan 4G. Serangan lainnya adalah IMSI-Cracking yang tepat, di mana peretas dapat menenkripsi nomor IMSI.
Dilansir dari TechCrunch, para peneliti mengatakan bahwa masalah ini membuat pemilik perangkat berisiko disadap penggilan atau teks dengan perangkat seperti Stringrays, bahkan jika pengguna menggunakan jaringan 5G.
Menurut Hussain, keempat operator utama Amerika Serikat, yaitu AT&T, Verizon, Sprint, dan T-Mobile dipengaruhi oleh Torpedo. Satu jaringan Amerika Serikat yang tidak ingin disebut namanya juga rentan terhadap serangan Piercer. Ia juga menambahkan bahwa beberapa jaringan di Eropa dan Asia juga mengalami kerentanan.
Kelemahan tersebut telah dilaporkan ke GSMA, badan industri yang mewakili operator seluler. Hussein mengatakan bahwa Torpedo dan IMSI-Cracking harus diperbaiki terlebih dahulu dan serangan Piecer bisa diserahkan kepada para operator. Meskipun GSMA mengakui adanya kelemahan tersebut, namun pihaknya tidak memberikan komentar kapan celah akan diperbaiki.
Baca Juga: AS Mulai Aktifkan Jaringan 5G, Ini Perangkat Pertama yang Merasakan
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Microsoft Mau 500 Ribu Orang Indonesia Melek Teknologi AI di 2026
-
Susul Huawei, Xiaomi Siapkan Sistem Operasi HyperOS Khusus PC
-
Pemerintah Korsel Turun Tangan usai Game PUBG Terancam Diblokir Prabowo
-
45 Kode Redeem FF Terbaru 12 November 2025, Klaim Evo Gun dan Skin SG2 Gratis
-
WhatsApp Siapkan Fitur Message Request: Privasi Pengguna Makin Terlindungi
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 November 2025, Banjir Ribuan Gems dan Pemain OVR 113
-
Nasib Tragis HP Gaming Black Shark: Populer Berkat Xiaomi, Kini Perlahan Hilang
-
Perbandingan Redmi Pad 2 Pro vs Xiaomi Pad 7, Bagus Mana?
-
JBL Sense PRO: Revolusi Headphone Open-Ear Premium dengan Suara Imersif dan Kenyamanan Tanpa Batas
-
Mitos atau Fakta? Ini yang Terjadi Jika Kamu Menelan Permen Karet