Suara.com - Platform game berbasis komputasi awan Google Stadia yang akan diluncurkan pada November mendatang rupanya tidak akan lebih murah dari konsol-konsol game seperti PlayStation 4 (PS4) atau Xbox One.
Bos Google Stadia, Phil Harrison, mengatakan bahwa saat ini tak ada alasan untuk memasarkan layanan game online tersebut dengan harga lebih murah.
"Saya tak mengerti, mengapa (Stadia) akan lebih murah," kata Harrison Kamis (27/6/2019).
"Keunggulan Stadia adalah kita bisa bermain di perangkat apa saja, mulai dari TV, komputer, laptop, tablet, sampai ponsel," jelas dia.
Dalam teorinya, klaim Harrison, game-game dalam Google Stadia akan ditampilkan dalam kualitas terbaik dari sisi inovasi maupun kecanggihannya.
Google Stadia merupakan sebuah platorm game online berbasis cloud atau komputasi awan. Dengan Stadia para pemain game bisa langsung bermain di komputer atau ponsel tanpa perlu konsol game seperti PlayStation atau Xbox.
Meski demikian, untuk menggunakan Google Stadia pengguna harus memiliki Chromecast yang dikoneksikan ke controller wireless atau stik game nirkabel buatan Google.
Para pengguna awal Google Stadia akan ditawari paket senilai 130 dolar AS atau sekitar Rp 1,8 juta untuk mendapatkan Chromecast, stik game nirkabel, dan kesempatan berlangganan premium selama tiga bulan. Setelahnya pengguna akan dipungut biaya berlangganan sebesar 10 dolar AS atau sekitar Rp 150.000 per bulan.
Google Stadia awalnya akan tersedia di 14 negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.
Baca Juga: Google Stadia Dipastikan Tersedia November
Berita Terkait
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
Helldivers 2 Pecahkan Rekor Penjualan di Xbox, Penjualan Hampir 1 Juta Kopi
-
PlayStation State of Play Siap Pamerkan Game James Bond: 007 First Light
-
Sony Dirumorkan Siapkan PS6 Portabel Pesaing Nintendo Switch
-
10 Game Populer di PS, Xbox, dan Steam: Battlefield 6 Lampaui GTA 5, Roblox Nomor 3
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
34 Kode Redeem FF 17 September 2025, Temukan Outfit Panda hingga Skin Scar Megalodon Alpha
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 September 2025: Klaim Hadiah, Hadir Son Heung-min dan Kessie
-
iOS 26 Bikin iPhone Panas dan Boros Baterai, Ini Klarifikasi Apple
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 16 September 2025, Klaim M1014 Green Flame Draco dan SG2 OPM
-
Cara Mengedit Foto yang Lagi Viral, Buat Miniatur Efek Retro Pakai Gemini AI
-
HP Baru iQOO Muncul di Geekbench: Usung RAM 16 GB dan Dimensity 9500
-
Apple Rencanakan Peluncuran iPhone dan MacBook Baru di Awal 2026?
-
Ubah Foto Biasa Jadi Profesional LinkedIn, Cuma Modal Gemini AI Pakai Prompt Ini!
-
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan