Suara.com - Orang yang menawarkan doa bagi para korban bencana alam cenderung lebih pelit ketika diminta berdonasi dalam bentuk uang, demikian hasil penelitian dari para ekonom di University of Wyoming, Amerika Serikat.
"Hasil studi kami menunjukkan bahwa berdoa dianggap sebagai pengganti bantuan material. Dengan kata lain, doa bisa mengalahkan donasi, setidaknya dalam beberapa konteks," kata Linda Thunstorm, ekonom yang memimpin penelitian tersebut.
Studi, yang akan terbit dalam Journal of Risk and Uncertainty pada awal 2020 itu, dinilai menarik karena menyoroti kontroversi tentang nilai ekonomi dari thoughts and prayers - ungkapan bela sungkawa yang biasa disampaikan di Barat kepada korban bencana atau orang yang berduka.
Dalam studi itu Thunstrom menggelar beberapa eksperimen ekonomi terkait nilai doa terhadap korban bencana. Studi itu fokus pada pertanyaan: apakah orang yang ingin memberi donasi kepada korban badai akan tetap memberikan bantuannya setelah berdoa dan mengenang para korban?
Sebelumnya sebuah studi pada 2018 di Amerika Serikat menemukan bahwa, dari sudut pandang korban bencana beragama Kristen, doa memiliki nilai ekonomi signifikan terhadap mereka. Tetapi para korban bencana yang ateis dan agnostik merasa doa justru merugikan mereka secara ekonomi.
Adapun Thunstrom dalam studinya menemukan bahwa orang yang lebih dulu berdoa bagi korban badai sebelum memberikan bantuan, cenderung memberikan donasi dalam jumlah lebih kecil. Jika tidak lebih dulu berdoa, jumlah donasi yang mereka sumbangkan lebih besar.
Para penyumbang yang berdoa itu, demikian jelas Thunstrom, merasa doa bisa membantu meningkatkan kehidupan korban. Karenanya jumlah donasi mereka lebih kecil.
Di sisi lain, hanya mengenang atau memikirkan para korban bencana - tanpa disusul dengan doa - tidak akan mengurangi jumlah donasi.
"Hasil studi ini menunjukkan bahwa korban bencana bisa jadi merugi secara finansial karena orang mengekspresikan simpati via doa," beber Thunstrom.
Baca Juga: Megawati ke Menteri Sri Mulyani: Jangan Pelit Beri Anggaran Bencana
Hasil penelitian Thunstrom ini meramaikan debat tentang pentingnya atau nilai dari doa - thoughts and prayers - dalam bencana di AS. Para pengkritik mengatakan penyampaian simpati lewat doa adalah omong kosong dan cenderung jadi alasan bagi para politikus untuk tidak melakukan apa-apa saat terjadi bencana atau tragedi.
Berita Terkait
-
4 Shio Paling Pelit, Apakah Kamu Termasuk?
-
Bukan Direncanakan, Ide Mulia Nirina Zubir Donasi Rambut Berawal dari 'Bisikan' Teman
-
Air Doa jadi Modus, ABG di Bandung Dicabuli Dukun Dalih Ritual Sembuhkan Penyakit
-
Minta Pendapat Ustaz, Tretan Muslim Soroti Fenomena Pendakwah 'Jual' Air Doa ke Jamaah
-
Kenapa Doa Tak Dikabulkan? Jawaban Habib Umar Bikin Banyak Orang Tersadar
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Game Battle Royale Gratis, Battlefield Redsec Resmi Meluncur
-
eSIM SIMPATI GoPay dan Telkomsel Wallet Permudah Hidup Digital Kamu!
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Ramah Orang Tua, Simpel Gampang Dipakai
-
5 Tablet Snapdragon Terbaik Spek Setara Flagship, Harga Mulai Rp1 Jutaan
-
Teknologi Bertemu Seni: SMARTFREN Malam 100 Cinta 2025 Tampilkan Orkestra Digital untuk Negeri
-
Pemerintah Diminta Siap Hadapi AI, dari SDM hingga Perkuat Keamanan Siber
-
Garmin Instinct Crossover AMOLED: Perpaduan Ketangguhan dan Keanggunan dalam Satu Smartwatch Hybrid
-
Redmi Turbo 5 Bakal Lebih Tangguh dengan Baterai Jumbo
-
Microsoft Dikecam Akibat Fitur Gaming Copilot yang Langgar Privasi
-
Komdigi Target 38 Kabupaten/Kota Punya Kecepatan Internet 1 Gbps di 2029, Ini Caranya