Suara.com - Pemerintah China tidak memberikan izin produksi kepada perusahaan manufaktur iPhone, Foxconn, akibat wabah Virus Corona yang tak kunjung berakhir.
Padahal sebelumnya, Foxconn mengaku akan menyelesaikan kewajibannya untuk memproduksi produk-produk besutan Apple, termasuk iPhone murah atau iPhone 9, yang dijadwalkan meluncur pada Maret mendatang, demikian seperti diwartakan Reuters, Selasa (11/2/2020).
Di sisi lain, pihak berwenang akan mengecek kembali pabrik perakitan ponsel pada pekan ini untuk memastikan parameter yang mengontrol virus tetap berjalan normal.
Pengecekan ini merupakan langkah lanjutan setelah para karyawan hingga Selasa minggu ini tidak diperkenankan masuk kerja karena alasan keamanan (dari Virus Corona).
Dengan penghentian sementara ini, suplai iPhone di Negeri Tirai Bambu diprediksi bisa terganggu. Pasalnya, perusahaan manufaktur yang beroperasi di kawasan Shenzhen ini merupakan pemasok terbesar Apple untuk iPhone di China, setelah Pegatron.
Sementara itu, Virus Corona juga berimbas pada penurunan pendapatan Apple di tahun ini. CEO Apple, Tim Cook mengungkapkan bahwa proyeksi pendapatan perusahaan untuk kuartal mendatang pasti akan terganggu karena adanya penundaan produksi.
Selain dari mangkraknya suplai produk dari Foxconn, penurunan pendapatan Apple juga dipengaruhi oleh penutupan toko offline dan kantornya di China.
Per 9 Februari 2020, jumlah orang yang meninggal dunia akibat Virus Corona di China bertambah menjadi 910 orang. Berdasarkan data Komisi Kesehatan China (NHC) total angka kematian di negara itu kini berada di angka 908 orang, dengan dua kematian lain terjadi di luar daratan China.
NHC telah mengonfirmasi bahwa 40.171 kasus infeksi Virus Corona, sementara 187. 518 pasien lainnya masih berada dalam pengawasan medis.
Baca Juga: Tercyduk! Penampakan Kucing Bermasker Ini Bikin Salfok
Selama akhir pekan, jumlah kematian akibat Virus Corona melampaui epidemi SARS pada 2003 yang juga terjadi di China dan menewaskan 774 orang di seluruh dunia.
Meski begitu, badan kesehatan dunia WHO pada hari Sabtu lalu mengatakan bahwa jumlah kasus baru di China masih "stabil". Namun, mereka juga memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan virus berbahaya ini telah mencapai puncaknya.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bintang Harry Potter dan GOT Bergabung di Serial TV Tomb Raider
-
32 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Desember: Klaim Henry, Fabregas 114, dan Gems
-
Tiruan Game Horizon Ditarik dari Steam: Babak Akhir Pertarungan Sony vs Tencent?
-
60 Kode Redeem FF Aktif 21 Desember 2025: Garena Bagi Diamond Gratis dan Bundle Spesial
-
Bocoran Harga Redmi Note 15 5G di Pasar Asia Beredar, Diprediksi Lebih Mahal
-
HP Murah HMD Vibe 2 Siap Debut: Desain Mirip iPhone, Harga Diprediksi Sejutaan
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari