Suara.com - Apple dan Google berjanji menghentikan kerja sama dalam pengembangan teknologi pelacakan Covid-19, begitu pandemi ini berakhir.
Keputusan untuk menonaktifkan teknologi yang mendukung aplikasi pelacakan kontak yang dirancang untuk memantau penyebaran Covid-19 akan dibuat berdasarkan geografis menurut perwakilan dari perusahaan.
Meskipun belum ada batasan yang jelas mengenai kapan pandemi corona berakhir, namun baik Google maupun Apple menjelaskan bahwa antarmuka pemrograman aplikasi (API) yang ditanamkan pada teknologi tracking Covid-19 ini tidak akan permanen.
Sebagaimana lansiran laman Daily Mail, Senin (27/4/2020), kedua perusahaan juga memastikan bahwa teknologi yang mereka buat sangat kuat dalam memegang enkripsi data penggunanya agar privasi mereka terjaga.
Sistem keamanan yang diterapkan kedua perusahaan ini juga diklaim akan mempersulit peretas untuk melacak atau mengidentifikasi orang-orang yang terinfeksi Covid-19.
Nantinya, enkripsi itu juga akan diperluas ke metadata yang terkait dengan transmisi Bluetooth pengguna untuk mengidentifikasi, apakah seseorang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi atau tidak.
Soal pengaturan enkripsi data ini disepakati Google dan Apple setelah mendapat masukan dari pakar privasi dan lembaga advokasi publik, seperti ACLU.
Seperti diketahui, belum lama ini ACLU mengeluarkan pernyataan untuk mendesak pemerintah dan perusahaan teknologi agar membuat perlindungan privasi data yang lebih ketat, serta memastikan kapan dan untuk berapa lama data dapat digunakan.
Atas desakan itulah, Apple dan Google berencana mempercepat peluncuran aplikasi pelacakan Covid-19 ini yang dijadwalkan berlangsung pada 28 April 2020.
Baca Juga: Gawat! Data Uji Vaksin Covid-19 Tersebar secara Online
Berita Terkait
-
Dukung Gerakan Tetap di Rumah, Google Doodle Hadirkan Permainan Coding
-
Khusus Tenaga Medis, Samsung dan Google Gratiskan Perbaikan HP
-
Apple Mac Punya Prosesor Sendiri, Siap Dijual Mulai 2021
-
Jadi Tanya Jawab, Terjemahan di Google Translate Ini Bikin Ngakak
-
5 Cara Hindari Penipuan Online Terkait Covid-19 ala Google
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 19 September 2025: Ada Skin Scar, XM8, dan Diamond
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Peluncuran iPhone 17 Picu Penipuan Online di Seluruh Dunia
-
15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 September: Ribuan Gems dan Pemain 111 Menanti
-
AMD Ryzen AI 300 Series Otaki Laptop AI Tercanggih Hadir di Lenovo Yoga Pro dan IdeaPad!
-
EA FC 26 Sudah Bisa Dimainkan: Daftar Ikon Terungkap, Gameplay Tuai Pujian
-
Render Vivo V60 Lite 4G Beredar: Desain Mirip iPhone 17, Harga Lebih Murah
-
4 Rekomendasi iPhone Bekas Terbaik, Lengkap dengan Harganya di September 2025
-
Redmi 15C 5G Resmi, HP Murah Xiaomi dengan Kamera 50MP dan Baterai 6.000 mAh