Suara.com - Para astronom menemukan katai cokelat baru berkat bantuan warga setempat. Katai cokelat sering disebut sebagai bintang gagal, karena objek ini terlalu besar untuk disebut planet dan terlalu kecil untuk menjadi sebuah bintang.
Katai cokelat memiliki unsur-unsur yang mirip bintang, tetapi kekurangan massa untuk memulai fusi nuklir pada intinya.
Katai cokelat yang dinamai W1200-7845 baru-baru ini diidentifikasi oleh para astronom dari MIT dan Universitas Oklahoma, dibantu dengan laporan warga.
Katai cokelat tersebut menarik perhatian para tim ahli karena ini adalah katai cokelat terdekat dari Bumi dengan cakram yang lebih muda dari 5 juta tahun. Artinya, cahaya redup dari W1200-7845 akan lebih memudahkan para astronom untuk menyelidiki detail pada objek kosmik ini.
"Kami menemukan piringan katai cokelat termuda dalam 102 parsec (332 tahun cahaya) Matahari. Tidak ada banyak contoh katai cokelat muda yang begitu dekat dengan Matahari, sehingga W1200-7845 adalah penemuan yang menarik," ucap Maria Schutte, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Oklahoma yang terlibat dalam penemuan ini, seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (4/6/2020).
W1200-7845 pertama kali menjadi perhatian para astronom pada 2016 ketika seorang warga yang tertarik dengan sains memindai melalui gambar luar angkasa, sebagai bagian dari proyek Disk Detective NASA yang mengklasifikasikan objek tersebut sebagai disk atau piringan.
Schutte dan tim mengarahkan intrumen inframerah pada teleskop Magellan di Las Campanas Observatory di Chili untuk mempelajari objek tersebut. Pengamatan yang dihasilkan menyebutkan bahwa katai cokelat itu terletak 332 tahun cahaya di sekelompok bintang, yang melakukan perjalanan melintasi langit bersama-sama atau disebut juga kelompok bergerak.
"W1200-7845 berada dalam kelompok bergerak yang berusi sekitar 4 juta tahun, yang menempatkannya pada usia ideal untuk menjadi objek patokan dalam hal menyelidiki pembentukan dan evolusi awal katai cokelat," tambah Schutte.
Tim ahli yang mengumumkan penemuan ini pada pertemuan virtual American Astronomical Society berharap dapat menggunakan teleskop, seperti Atacama Large Millimeter Array (ALMA) di Chili untuk mempelajari lebih dalam ke piringan atau cakram katai cokelat dan menganalisis potensinya untuk menghasilkan planet.
Baca Juga: Kutub Utara Terancam Kobaran Api akibat Kebocoran Minyak
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket
-
Redmi Pad 2 Pro: Bocoran Spesifikasi Gahar, Baterai 12.000 mAh, Siap Meluncur Minggu Depan?
-
Tencent Tuduh Sony Memonopoli Game usai Digugat, Sebut Horizon Tidak Orisinal
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 19 September 2025: Ada Skin Scar, XM8, dan Diamond
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Peluncuran iPhone 17 Picu Penipuan Online di Seluruh Dunia
-
15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 September: Ribuan Gems dan Pemain 111 Menanti
-
AMD Ryzen AI 300 Series Otaki Laptop AI Tercanggih Hadir di Lenovo Yoga Pro dan IdeaPad!
-
EA FC 26 Sudah Bisa Dimainkan: Daftar Ikon Terungkap, Gameplay Tuai Pujian