Tapi itu tidak cukup.
Sebuah penelitian menjelaskan bahwa meski etnis Papua sudah sering hadir dalam buku teks SD, tetapi relasinya dengan figur yang lain tetap saja inferior. Ketika disandingkan dengan etnis lain, etnis Papua masih dianggap lebih rendah dan dianggap sebagai pelengkap saja.
Mengapa negara membiarkan
Gambaran di atas menegaskan betapa rasis dan diskriminatifnya tontonan dan bacaan tentang Papua yang disuguhkan untuk anak.
Imajinasi Papua yang primitif, bodoh, miskin, dan hal-hal negatif lainnya sudah terinstitusionalisasi dalam film, tayangan televisi dan buku sekolah.
Sikap rasis dan diskriminatif tersebut didorong oleh sikap superior pembuat dan pencipta teks media yang dilegitimasi oleh negara.
Legitimasi tersebut menunjukkan kegagalan negara dalam memahami keinginan masyarakat Papua. Negara sering kali absen dalam memperhatikan banyak aspek kehidupan orang Papua, baik soal pelayanan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan hal-hal penting penting lainnya.
Negara seharusnya perlu memperhatikan representasi Papua yang adil dan humanis dalam bacaan maupun tontonan untuk anak.
Representasi dalam bacaan maupun tontonan tentang Papua yang kerap kali muncul dalam buku, televisi, dan film bukan sesuatu hal remeh dan hanya dipandang sebatas hiburan. Kualitas bacaan dan tontonan tersebut mempunyai implikasi pada masa depan imajinasi anak-anak Indonesia.
Baca Juga: Rasisme yang Dialami Mahasiswa Papua:"Di Papua sudah pakai baju?"
Jika ingin memutus mata rantai diskriminasi dan rasis maka sejak dini negara harus memperhatikan kualitas bacaan dan tontonan anak-anak.
Anak adalah masa depan peradaban kita. Konstruksi hari ini membentuk perilaku masa depan. Anak adalah peniru dari lingkungannya. Apa yang dilihat, baca dan tonton sangat mungkin mempengaruhi sikapnya.
Apa yang bisa dilakukan
Peran orang tua menjadi penting dalam memutus cara pandang yang diskriminatif, rasis, dan tidak adil terhadap etnis Papua sejak dini.
Kita harus terus menumbuhkan sikap kritis terhadap kualitas bacaan maupun tontonan anak-anak.
Bersikap kritis bukan hanya selektif tetapi berupaya memberi makna atau merekonstruksi sebuah narasi atau cerita yang dianggap bermuatan rasis dan disriminatif. Dalam hal ini, orang tua tidak hanya melarang bacaan atau tontonan yang yang rasis dan diskriminatif, tapi justru menggugah kesadaran anak agar lebih peka.
Berita Terkait
-
Mengenal Fenomena Pink Tax: Kenapa Produk Perempuan Selalu Lebih Mahal?
-
Hak Reproduksi Dianggap Beban, Komnas Perempuan Desak Reformasi Kebijakan Ketenagakerjaan
-
Perempuan dan Diskriminasi Berlapis dalam Catatan Pelanggaran HAM di Indonesia
-
Tubuhku Otoritasku! Catatan Kritis Transpuan di 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia
-
Terjebak di Usia Emas: Diskriminasi Pekerja Tua di Indonesia Berakhir?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya