Suara.com - Pandemi virus Corona (Covid-19) telah menunda beberapa misi yang akan dilakukan NASA. Kali ini, badan antariksa tersebut harus menunda misi ke bulan Saturnus, Titan, sebagai upaya pencarian kehidupan.
Alasan penundaan misi ini terletak pada masalah anggaran yang disebabkan oleh pandemi. Hal ini diungkap dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs web resmi, NASA.
badan antariksa tersebut mengatakan bahwa peluncuran yang semula dijadwalkan pada 2026, akan diundur setahun menjadi 2027. Tanggal peluncuran belum dikonfirmasi, tapi akan ditetapkan berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi di luar tim proyek Dragonfly, termasuk dampak Covid-19.
Awalnya, misi ini dijadwalkan akan mendarat di Titan pada 2034, tetapi tidak ada jangka waktu yang diperbarui.
"NASA sangat percaya pada tim Dragonfly yang akan secara signifikan meningkatkan pemahaman kita tentang dunia kaya organik ini. Selain itu, juga membantu menjawab pertanyaan astrobiologi utama dalam pencarian kita untuk memahami proses, yang mendukung perkembangan kehidupan di Bumi," kata Lori Glaze, direktur Divisi Ilmu Planet di NASA.
Pada Juni 2019, NASA mengatakan, Dragonfly akan menjadi misi berikutnya dalam program New Frontiers.
"Dunia samudera ini adalah satu-satunya bulan di tata surya kita dengan atmosfer padat dan kami sangat senang melihat apa yang ditemukan Dragonfly," kata Jim Bridenstine, Administrator NASA, dalam cuitan pada Juni 2019, seperti dikutip New York Post, Rabu (30/9/2020).
Atmosfer Titan diketahui empat kali lebih padat dari Bumi dan NASA menyamakannya dengan Bumi purba.
Pada September 2018, badai debu terlihat di Titan untuk pertama kalinya, meningkatkan kemungkinan badai bisa menjadi pendahulu kehidupan alien di objek luar angkasa.
Baca Juga: Misi ke Bulan, NASA Uji Coba Baju Antariksa di Bawah Air
Para ahli mengungkapkan pada Januari 2019 bahwa curah hujan baru telah terlihat di Titan pada 2016, yang menyebabkan fitur reflektif di dekat kutub utara bulan.
Kemudian pada November di tahun yang sama, NASA memetakan Titan menggunakan data dari pengorbit Cassini, yang menunjukkan kemiripan satelit alami itu dengan Bumi.
Berita Terkait
-
NASA Temukan Bongkahan Asteroid Lain di Bennu
-
Minggu Depan, NASA Menguji Desain Toilet Baru di Luar Angkasa
-
NASA Akan Kirim Astronot Perempuan Kulit Hitam Pertama ke Bulan
-
Lokasi Pendaratan Misi Artemis Bisa Berdekatan dengan Apollo
-
NASA Tunjuk Astronot Perempuan Pertama yang Akan Berangkat ke Bulan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Tablet dengan RAM 12 GB Plus Baterai Jumbo, Multitasking untuk Pekerjaan Berat
-
Spesifikasi RedMagic 11 Pro: Calon HP Gaming Gahar di Indonesia, Chip Super Kencang
-
HP Murah Oppo Misterius Lolos Sertifikasi, Usung Baterai 7.000 mAh
-
5 Smartwatch Anti Air yang Bisa Dipakai Berenang, Aman hingga Kedalaman 50 Meter
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru
-
Resident Evil Requiem Rilis 2026, Begini Bocoran Campaign dan Gameplay-nya
-
XLSMART Sukses Terapkan Zero Waste di AXIS Nation Cup 2025
-
4 Smartwatch Xiaomi yang Layak Dibeli 2025, Budget Mulai Rp300 Ribuan Aman