Suara.com - Penelitian yang dilakukan baru-baru ini mengungkapkan bahwa lingkungan di malam hari telah memanas pada tingkat yang lebih cepat daripada lingkungan di siang hari sebagai dampak dari pemanasan global.
Setelah menganalisis lebih dari tiga dekade data suhu harian dari seluruh dunia, para ilmuwan dari University of Exeter, Inggris, menyimpulkan adanya asimetri dalam pemanasan Bumi saat berputar pada porosnya.
Catatan iklim dari 1983 hingga 2018 memberikan tim basis data yang kuat dari pembacaan suhu permukaan selama enam jam, mencakup hampir seluruh Bumi selama beberapa tahun terhangat yang tercatat dalam sejarah.
Di beberapa wilayah, siang hari sangat hangat sementara suhu malam hari hampir tidak bergerak. Bahkan ada waktu pendinginan yang cukup untuk beberapa lingkungan.
Meski begitu, para ahli menemukan bahwa lebih dari separuh permukaan daratan Bumi, kenaikan suhu tahunan rata-rata pada malam hari adalah seperempat derajat Celsius lebih tnggi dari pada siang hari itu.
Sepersekian derajat setiap tahun mungkin terdengar angka yang kecil, tetapi seiring berjalannya waktu, peningkatan panas ini dapat berdampak signifikan pada ekologi.
"Spesies yang hanya aktif pada malam hari atau siang hari akan sangat terpengaruh," kata Daniel Cox, ahli ekologi dan penulis utama penelitian dari University of Exeter, seperti dikutip Science Alert pada Senin (5/10/2020).
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, tim juga mengumpulkan banyak data tentang faktor iklim terkait lainnya seperti kelembapan dan curah hujan. Para ilmuwan juga membandingkan perbedaan regional dalam petumbuhan vegetasi.
Dengan menyatukan data, tim berpendapat lebih banyak tutupan awan dapat menjadi alasan atas ketidakseimbangan dalam pemanasan ini.
Baca Juga: Astronom Deteksi Uap Air Garam di Bintang Bermassa 25 Kali Matahari
Pemanasan global memerangkap sejumlah besar energi di dekat permukaan Bumi, mendorong atmosfer menahan kelembapan yang kemudian mengembun menjadi awan.
Para ahli tahu bahwa awan melakukan tugas yang sangat baik dalam memantulkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu, entah ke angkasa atau kembali ke permukaan.
Pada siang hari, ini dapat membantu melindungi permukaan dari pancaran sinar Matahari penuh dan menjaga suhu. Tanpa efek bayangan dari awan, permukaan Bumi bisa terpanggang.
Sementara di malam hari, prosesnya terbalik. Panas yang memancar dari tanah akan sulit mencapai luar angkasa dan membuat permukaannya tetap menghangat.
Berkat data yang dimiliki, para ilmuwan dapat membuat model yang lebih baik tentang apa yang bisa diharapkan di tahun-tahun mendatang.
Dengan mengesampingkan variasi perubahan suhu di berbagai lokasi sepanjang waktu, perubahan variasi suhu antara siang dan malam dapat berdampak besar pada curah hujan yang akhirnya akan menentukan seberapa baik tanaman bisa tumbuh.
Berita Terkait
-
Rahasia Gelap di Balik Duduk Terlalu Lama: Dari Otot Menyusut Hingga Mood Ambyar
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Saat Suhu Bumi Naik, Nyamuk pun Berpesta: Awas Ancaman 'Ledakan' Demam Berdarah
-
Mau Berhenti Ngerokok tapi Gagal Terus? Mungkin Kamu Butuh Bantuan, Bukan Cuma Niat
-
Target Emisi Indonesia Mundur Tujuh Tahun, Pemerintah Didesak Dengarkan Suara Rakyat
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Rp1 Jutaan yang Tetap Andal: Memori Lega, Baterai Awet
-
Google Siap Hukum Aplikasi Android yang Boros Baterai
-
Akun Instagram Gus Elham Digembok: Video Viral Cium Bocah Perempuan Menuai Sorotan
-
23 Kode Redeem FF Terbaru 13 November 2025: Segera Klaim Skin, Bundle, dan Diamond Gratis!
-
Samsung Galaxy Z Flip8 Akan Lebih Tipis dan Ringan
-
Realme GT 8 Pro Siap Rilis Global Bulan Ini, Pamer Fitur Kamera
-
Kolaborasi MRT x GoPay x Tahilalats Hadirkan Tiket Digital Kekinian
-
5 Kelebihan dan Kekurangan POCO C85: HP Murah Rp 1 Jutaan dengan Baterai 6.000 mAh
-
Kolaborasi Indosat, Nokia, dan NVIDIA Bikin Teknologi AI Makin Dekat dengan Pengguna
-
7 Tablet yang Bisa Main Genshin Impact, Nge-Game Mulus Anti Ngadat!