Suara.com - Para ilmuwan Harvard menyimpulkan bahwa risiko penularan virus Corona (Covid-19) di dalam pesawat, berkurang ke tingkat yang sangat rendah.
Sistem ventilasi dalam pesawat yang digabungkan dengan tindakan pencegahan seperti memakai masker wajah, pembersihan kabin, dan menjaga jarak selama penerbangan membantu mencegah penyebaran virus.
"Pendekatan berlapis ini mengurangi risiko penularan Covid-19 di dalam pesawat di bawah aktivitas rutin lainnya selama pandemi, seperti berbelanja atau makan di luar," tulis laporan penelitian tersebut.
Aviation Public Health Initiative (APHI) yang terdiri dari fakultas dan ilmuwan di Harvard T.H. Chan School of Public Health, telah menerbitkan laporan Tahap Satu dengan menganalisis perjalanan dari gate ke gate di dalam pesawat, meskipun laporan belum ditinjau rekan sejawat.
Inisiatif ini disponsori oleh grup maskapai penerbangan AS Airlines untuk Amerika bersama dengan produsen pesawat dan peralatan lainnya, serta operator penerbangan dan banda. Namun APHI menegaskan bahwa temuan dan rekomendasi dalam penelitian ini adalah kesimpulan independen dari para ilmuwan Harvard.
"Sementara penyelidikan virus dan penularannya sedang dilakukan, penelitian sampai saat ini menunjukkan risiko yang relatif sangat rendah untuk tertular Covid-19 saat terbang," kata para ilmuwan, seperti dikutip ABC News, Rabu (28/10/2020).
Sebelumnya, sebanyak tiga penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases CDC menemukan kemungkinan kasus penularan Covid-19 dalam penerbangan internasional, tetapi itu terjadi sebelum maskapai penerbangan menerapkan persyaratan wajib masker.
Masa inkubasi virus yang lama dikombinasikan dengan kurangnya pelacakan kontak membatasi jumlah data yang dapat dianalisis para ahli di sekitar transmisi di pesawat.
"Sampai ada vaksinasi yang meluas, tetap ada risiko infeksi di semua lapisan masyarakat. Seperti halnya aktivitas apa pun selama pandemi ini, pilihan untuk pergi naik pesawat adalah pilihan pribadi dan bergantung pada penilaian kesehatan pelancong, toleransi risiko individu, dan potensi konsekuensi terinfeksi," tulis laporan tersebut.
Baca Juga: NASA Yakin Ada Kandungan Air di Bulan, Tanda Kehidupan?
APHI berencana merilis laporan Tahap Dua dalam dua bulan mendatang, yang akan mengamati perjalanan curb ke curb dan menganalisis risiko terkait dengan waktu yang dihabiskan seseorang di bandara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari
-
6 HP Snapdragon 256 GB Termurah Mulai Rp2 Jutaan, Cocok untuk Gaming Ringan
-
5 Rekomendasi Tablet dengan SIM Card untuk Hadiah Natal Anak
-
5 HP Snapdragon RAM 8 GB untuk Multitasking Lancar Harga Rp2 Jutaan
-
5 HP RAM 12 GB di Bawah 2 Juta Terbaik 2025; Waspada Harga Naik, RAM Langka
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 21 Desember 2025, Ada Skin Winterland dan Diamond Gratis dari ShopeePay
-
29 Kode Redeem FC Mobile Aktif 21 Desember 2025, Klaim Stam 115 dan Rank Up Gratis
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan