Suara.com - Tim ilmuwan yang dipimpin University of Edinburgh, menemukan kerangka spesies baru unik di Gurun Gobi Mongolia yang hidup lebih dari 68 juta tahun lalu.
Makhluk yang dinamai Oksoko avarsan itu, memiliki panjang sekitar dua meter dan hanya memiliki dua jari fungsional di setiap lengannya. Oksoko avarsan memiliki paruh besar yang mirip dengan hewan sejenis burung beo saat ini dan tidak bergigi.
Para ilmuwan mengatakan, fosil yang terawetkan dengan sangat baik memberikan bukti pertama hilangnya jari dalam keluarga dinosaurus yang dikenal sebagai oviraptors.
Sama seperti T-rex, Oksoko avarsan hanya memiliki dua jari, tetapi semua anggota keluarganya yang diketahui memiliki setidaknya tiga jari.
Penemuan menunjukkan bahwa hewan ini dapat mengembangkan adaptasi tungkai depan. Hal ini menunjukkan, kelompok tersebut dapat mengubah pola makan dan gaya hidup, yang memungkinkan melakukan diversifikasi dan berkembang biak.
Sisa-sisa fosil dari empat dinosaurus muda ditemukan dalam keadaan berkumpul dan diperkirakan, hewan itu sedang beristirahat bersama. Ini menunjukkan kemungkinan bahwa Oksoko avarsan sama seperti banyak spesies prasejarah lainnya yang melakukan sosialisasi.
"Oksoko avarsan menarik karena kerangka yang ditemukan sangat lengkap dan cara mereka diawetkan saat beristirahat bersama menunjukkan bahwa Oksoko avarsan muda berkeliaran bersama membentuk kelompok," kata Dr Gregory Funston, ilmuwan yang memimpin penelitian, seperti dikutip Independent, Senin (12/10/2020).
Dr Funston menambahkan, bagian lebih penting dari penemuan ini adalah dua jari yang dimilikinya. Ini menunjukkan, bagaimana tangan dan lengan depan dapat berubah selama evolusi oviraptors, yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
"Ini mengungkapkan beberapa tren tak terduga yang merupakan bagian penting dalam teka-teki mengapa oviraptors begitu beragam sebelum kepunahan yang membunuh dinosaurus," tambah Dr Funston.
Baca Juga: Penampakan Detail, Bagaimana Covid-19 Menyerang Tubuh
Lengan dan tangan hewan itu berubah drastis seiring dengan migrasi ke wilayah geografis baru, khususnya ke tempat yang sekarang menjadi Amerika Utara dan Gurun Gobi.
Penelitian ini sendiri telah diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science, dan juga melibatkan ilmuwan dari University of Alberta dan Philip J Currie Dinosaur Museum di Kanada, Hokkaido University di Jepang, dan Mongolian Academy of Sciences.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa