Suara.com - WhatsApp mengungkap telah menghapus 2 juta akun pengguna setiap bulan. Hal ini dilakukan demi mencegah penyebaran hoaks terkait pandemi Covid-19 yang muncul di aplikasinya.
"Whatsapp sudah menonaktifkan rata-rata 2 juta akun setiap bulan. Sebanyak 75 persen di antaranya tidak ada komplain dari pengguna," ungkap Esther Samboh selaku Manajer Kebijakan Publik WhatsApp Indonesia dalam konferensi pers virtual, Rabu (17/3/2021).
Menurut Esther, dari total 2 juta akun yang diblokir, hanya 25 persen pengguna yang komplain ke WhatsApp dan meminta pemulihan akun.
Artinya, 75 persen akun tersebut memang sengaja dibuat untuk menyebarkan hoaks dan berita bohong.
Tak hanya disinformasi, WhatsApp juga sering menemukan bentuk penipuan yang tersebar di aplikasi.
Esther mengatakan, kejahatan digital yang saat ini terpantau adalah pemalsuan identitas dengan menggunakan foto profil orang lain demi menipu korban.
Untuk mencegahnya, WhatsApp kini memiliki beberapa fitur yang bisa melindungi privasi pengguna.
Dia mencontohkan, pengguna bisa mengubah opsi pengaturan yang sudah disediakan WhatsApp.
"Misalnya, di pengaturan WhatsApp kalian bisa klik kolom Akun dan pilih Privasi. Di sana pengguna bisa mengutak-atik beberapa pilihan seperti opsi last seen, laporan dibaca atau centang biru, hingga invite grup," katanya.
Baca Juga: Rupanya, Ini Alasan Bos WhatsApp Lebih Pilih Android Ketimbang iPhone
Kemudian, Esther juga menyarankan agar pengguna lebih jeli dalam melihat informasi yang disebarkan di grup atau chat pribadi.
Jika mereka menemukan tanda panah 'Diteruskan' atau "Diteruskan hingga berkali-kali", maka pengguna mesti kembali mengecek kebenaran informasi tersebut.
"Artinya, pesan dengan logo ini berarti disebarkan bukan dari orang terdekat pengguna. Nyatanya, upaya ini terbukti cukup efektif karena bisa menekan penyebaran pesan hingga 75 persen," pungkasnya.
Selain itu, WhatsApp juga telah memberikan fitur blokir akun atau laporkan.
Menurut Esther, jika pengguna memang mendapatkan pesan dari seseorang tak dikenal dan kemungkinan menyebar berita hoaks, mereka bisa memanfaatkan fitur tersebut.
"Dengan fitur ini, diharapkan pengguna tetap nyaman saat menggunakan WhatsApp dan menghindari penyebaran berita hoaks," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Google Doodle Peringati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Ini Maknanya
-
Unisoc T7250 vs MediaTek Helio G81, Bagus Mana?
-
Cari Smartwatch yang Cocok untuk iPhone selain Apple Watch? Cek Rekomendasi Keren Ini
-
Spesifikasi Redmi Pad 2 Pro, Tablet Xiaomi Resmi ke RI dengan Baterai 12.000 mAh
-
Daftar Harga iPhone Terbaru November 2025, Setelah iPhone 17 Rilis Banyak yang Dapat Diskon
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
25 Kode Redeem FF Hari Ini 5 November 2025: Skin Evo Gun Gratis Di Depan Mata
-
22 Kode Redeem FC Mobile 5 November 2025: Banjir Hadiah Rank Up dan Pemain Bintang Gratis
-
Terjemahan Langsung di AirPods Masuk ke Uni Eropa, Kapan Giliran Indonesia?
-
Review Realme 15T 5G: Desain BIkin Pangling, Punya Baterai Jumbo 7.000 mAh