Suara.com - Setiap tahun, Bumi terkena debu dari komet dan asteroid. Partikel debu antarplanet ini melewati atmosfer dan menyebabkan efek bintang jatuh. Beberapa di antaranya mencapai permukaan dalam bentuk mikrometeorit.
Menurut penelitian dalam program internasional yang dilakukan selama hampir 20 tahun oleh para ilmuwan dari CNRS, Université Paris-Saclay, dan Museum Nasional Sejarah Alam, mengungkapkan bahwa 5.200 ton mikrometeorit ini jatuh mencapai permukaan per tahun.
Dilansir dari Science Daily, Selasa (13/4/2021), studi tersebut akan tersedia di jurnal Earth & Planetary Science Letters mulai 15 April.
Mikrometeorit selalu jatuh di Bumi. Partikel debu antarplanet dari komet atau asteroid ini adalah partikel berukuran beberapa sepersepuluh hingga seperseratus milimeter, yang telah melewati atmosfer dan mencapai permukaan Bumi.
Untuk mengumpulkan dan menganalisis mikrometeorit ini, enam ekspedisi yang dipimpin oleh Jean Duprat, peneliti di CNRS, telah dilakukan selama dua dekade terakhir di dekat stasiun Franco-Italian Concordia (Dome C), yang terletak 1.100 kilometer di jantung kota Antartika.
Dome C adalah tempat pengumpulan yang ideal karena tingkat akumulasi salju yang rendah dan hampir tidak adanya debu terestrial.
Ekspedisi ini mengumpulkan cukup banyak partikel luar angkasa berukuran mulai dari 30 hingga 200 mikrometer, untuk mengukur fluks tahunannya, yang sesuai dengan massa yang bertambah di Bumi per meter persegi per tahunnya.
Jika hasil ini diterapkan di seluruh Bumi, total fluks tahunan mikrometeorit menjadi 5.200 ton per tahun.
Debu ini adalah sumber utama materi luar angkasa di Bumi, jauh di atas objek yang lebih besar seperti meteorit, yang fluksnya kurang dari sepuluh ton per tahun.
Baca Juga: Ternyata! Merkurius Memiliki Ekor seperti Komet
Perbandingan fluks mikrometeorit dengan prediksi menegaskan bahwa 80 persen mikrometeorit kemungkinan berasal dari komet dan sisanya dari asteroid.
Temuan ini merupakan informasi berharga untuk lebih memahami peran partikel debu antarplanet dalam memasok air dan molekul karbon di Bumi saat usia muda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 21 Desember 2025, Ada Skin Winterland dan Diamond Gratis dari ShopeePay
-
29 Kode Redeem FC Mobile Aktif 21 Desember 2025, Klaim Stam 115 dan Rank Up Gratis
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up