Suara.com - Uni Soviet menjatuhkan bom nuklir terkuat dalam sejarah di sebuah pulau terpencil di utara Lingkar Arktik pada Oktober 1961.
Meskipun bom meledak hampir 4 km di atas tanah, tetapi gelombang kejut yang dihasilkan membuat pulau tersebut rata.
Saksi mata melihat kilat lebih dari 965 km jauhnya dan merasakan panas yang luar biasa dalam 250 km dari Ground Zero.
Bom nuklir itu disebut RDS-220 dan dikenal juga sebagai Tsar Bomba.
Hampir 60 tahun setelah ledakan bom tersebut, tidak ada satu pun alat peledak yang mampu menyamai kekuatan destruktifnya.
Pekan lalu, Rosatom State Atomic Energy Corporation (badan atom negara Rusia), merilis rekaman rahasia berdurasi 40 menit yang merekam insiden tersebut.
Rekaman itu diunggah ke saluran YouTube, di mana hitung mundur peledakan dimulai pada menit ke 22:20.
Menurut Popular Mechanics, Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev secara pribadi menugaskan pembangunan Tsar Bomba pada Juli 1961.
Meskipun Krushchev menginginkan senjata nuklir 100 megaton, para insinyur memberinya versi 50 megaton atau setara dengan 50 juta ton TNT yang diledakkan sekaligus.
Baca Juga: Erdogan dan Putin Bahas Ketegangan di Gaza Via Telepon
Bom tersebut ribuan kali lebih kuat daripada nuklir yang diledakkan oleh Amerika Serikat di atas Hiroshima dan Nagasaki, selama Perang Dunia II serta mengalahkan ledakan Castle Bravo.
Dilansir dari Live Science, Selasa (18/5/2021), seperti yang ditunjukkan dalam rekaman video, Tsar Bomba sangat besar dengan berat 27 ton dan berukuran sebesar bus tingkat.
Seorang ahli bom membawa senjata itu ke udara di atas kepulauan Novaya Zemlya, Kutub Utara Rusia, kemudian menjatuhkannya melalui parasut.
Ledakan tersebut sangat kuat sehingga menjatuhkan pesawat, menyebabkan pesawat jatuh dari ketinggian 900 meter.
Pada 1963, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Inggris Raya menandatangani Limited Nuclear Test Ban Treaty yang melarang uji coba senjata nuklir di udara.
Berita Terkait
-
Dahsyat Banget! Bom Nuklir Tak Dapat Menghentikan Ancaman Asteroid
-
Gegara Seekor Babi Hutan, Sepasang Suami Istri di Israel Nyaris Bercerai
-
Evakuasi KRI Nanggala 402 Masih Didiskusikan, Pakai Cara Kursk Rusia?
-
Brasil Tolak Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia, Apa Alasannya?
-
Siapa Alexei Navalny, Sosok Paling Gencar Kritik Putin Walau Diracun?
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Caviar Rilis iPhone 17 Pro Bitcoin Edition Berlapis Emas, Harga Tembus Rp 1,1 Miliar
-
Capcom Batalkan Resident Evil Requiem Mode Multiplayer, Ada Alasan Khusus
-
Warga Malaysia Bikin Geger di Apartemen Paris Gara-gara Durian, Netizen: Coba Goreng Ikan Asin
-
Spesifikasi Oppo Reno 15 Versi China: Pakai Dimensity 8450 dan Kamera 200 MP
-
Cara Menyembunyikan Aplikasi di iPhone, Lindungi Data Pribadi
-
Ponsel Misterius Realme Gunakan Dimensity 7400 Ada di Geekbench
-
5 Tablet dengan Kamera Depan 11 MP ke Atas, Selfie dan Video Call Jadi Lebih Jernih
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Poco F8 Pro dan F8 Ultra Rilis 26 November dari Bali, Kembaran Redmi K90
-
Sisternet Jadi Sorotan di W20 Summit Afrika Selatan, Indonesia Angkat Pemberdayaan Perempuan Digital