Suara.com - Sebelum pandemi COVID-19 hadir, Indonesia menghadirkan banyak sekali festival musik dari berbagai genre dan musisi. Sebut saja festival musik Jazz Gunung di Bromo, Jawa Timur; Bali Blues Festival di Bali; dan Djakarta Warehouse Project di Jakarta.
Penyelenggara festival musik tersebut berupaya menawarkan pengalaman yang berbeda-beda kepada para pengunjungnya - namun satu benang merah adalah, mereka semua berusaha menyajikan kebahagiaan kepada para pengunjung.
Penelitian terbaru kami berhasil meneliti bagaimana mengunjungi festival musik bisa membawa rasa bahagia yang berbeda bagi para pengunjungnya.
Peneliti pariwisata dan konsumen Joseph Sirgy dan Muzaffer Uysal dari Virginia Polytechnic Institute dan State University Amerika Serikat mengklasifikasi tiga jenis kebahagiaan: kebahagiaan hedonis, kebahagiaan yang bijak (prudential happiness), dan kebahagiaan yang sempurna (perfectionist happiness).
Kebahagiaan hedonis terbentuk setelah seseorang berhasil memenuhi hasratnya untuk bebas dari kesibukan sehari-hari dan berhubungan dengan kebutuhan biologis, seperti makan dan seks. Kebahagiaan yang bijak (prudential happiness), yaitu kebahagiaan hedonis yang disertai dengan urgensi untuk perkembangan dan aktualisasi diri.
Adapun kebahagiaan yang sempurna (perfectionist happiness) merupakan rasa bahagia yang didapat seseorang setelah memenuhi kebahagiaan psikologis, aktualisasi diri, dan juga memberikan kontribusi positif bagi sekelilingnya.
Berdasarkan klasifikasi tersebut, penelitian kami lakukan pada 2019 berhasil mengidentifikasi tiga jenis pengunjung musik di Indonesia berdasarkan kebahagiaan yang mereka rasakan waktu mengunjungi festival musik.
Dengan mengkaji literatur dan menggabungkan studi kualitatif dan kuantitatif terhadap 660 sampel pengunjung festival musik yang tersebar di seluruh di Indonesia, kami berhasil mengelompokkan tiga jenis pengunjung festival musik di Indonesia.
1. Pengunjung yang mencari kesenangan (pleasure seeker)
Secara prinsip, mereka mendatangi festival musik dengan motivasi utama untuk bersenang-senang dengan segala hingar bingar festival yang ada, dan menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari.
Baca Juga: Dibayangi Pandemi, Festival Musik Internasional Roargama Batal Digelar
Mereka sama sekali tidak mencari pengembangan diri maupun kontribusi bagi sekelilingnya – dengan kata lain, pusat kebahagiaan adalah dirinya, yang dipicu oleh stimulus eksternal yang dialami olehnya.
Penelitian kami menunjukkan bahwa kelompok ini mayoritas masih muda yaitu sekitar 22 tahun. Namun kita memerlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui lebih lanjut demografi dari kelompok ini.
2. Pengunjung yang belajar sambil bermain (playful learners)
Pengunjung kategori ini mencapai rasa bahagia dengan cara yang sedikit berbeda. Salah satunya, mereka mempelajari kemampuan musik dari para musisi yang tampil di dalamnya.
Mereka merupakan kategori pengunjung yang mencari hal baru apa yang mereka bisa ambil dari sebuah festival, untuk pengembangan dan aktualisasi diri mereka.
Pengunjung yang masuk dalam kategori ini biasanya adalah sesama seniman musik yang menikmati musik yang dibawakan. Mereka juga aktif sambil mencari inspirasi ide dan makna musik dari para musisi yang tampil di festival tersebut.
3.Pengunjung transendental (transcendentalist)
Segmen terakhir secara prinsip merujuk kepada mereka yang merasa bahwa dengan mendatangi sebuah festival musik mereka turut memberikan kontribusi positif bagi pelaku kreatif di dalamnya, sekaligus memenuhi rasa aktualisasi di dalam dirinya.
Berita Terkait
-
Summer Sound Bali, Ruang Santai di Tengah Padatnya Rutinitas
-
Hadirkan Sound Horeg, Gesrek Festival 2025 Siap Digelar di Jakarta
-
Deretan Konser dan Festival Musik yang Akan Digelar November 2025, Ada Sheila On 7 hingga TV Girl
-
Juicy Luicy Hingga Yura Yunita Sukses Guncang Weekend Project #3 di Senayan Park
-
Saranghaeyo Indonesia 2025 Resmi Ditunda, Promotor Beberkan Alasannya
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Indonesia AI Day: Indosat Percepat Lahirnya Talenta AI dari Perguruan Tinggi
-
BCA Rilis Aplikasi myBCA versi Smartwatch, Bisa Apa Saja?
-
Harga Spotify Premium di Indonesia Makin Mahal Gegara AI, Cek Daftar Harga Barunya
-
15 Kode Redeem FC Mobile 17 November: Dapatkan Ribuan Gems dan Anniversary Pack
-
Garena Rilis Game Baru Choppy Cuts, Ada Karakter Free Fire
-
Cara Mematikan Autocorrect di iPhone dengan Mudah
-
Cara Mematikan Fitur Autocorrect di HP Android agar Mengetik Bebas Gangguan
-
Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2026 Lengkap
-
5 Rekomendasi Tablet Multitasking Terbaik untuk Ilustrator
-
Empat Tim Esports Indonesia Siap Tempur di APAC Predator League 2026