Suara.com - Kepolisian Jepang meringkus seorang hacker atau peretas yang menjual jasa modifikasi save data game The Legend of Zelda: Breath of the Wild. Peretas yang merupakan seorang pria berusia 27 tahun ini mendapatkan hasil fantastis dari tindak kecurangannya.
Kepolisian Jepang langsung menangkap seorang pria keturunan Tionghoa, Ichimin Sho yang tinggal di Tokyo's Toshima Ward setelah ia memfasilitasi tindak kecurangan dari pemain game Zelda.
Pria tersebut menjual save data The Legend of Zelda: Breath of the Wild dengan kelebihan tertentu. Itu bukan save data sembarangan mengingat Sho menyebutnya sebagai "ultimate save data".
Dikutip dari Eurogamer, save data dari peretas ini hadir dengan kemampuan untuk membuat karakter lebih kuat dan menghasilkan item langka.
Rupanya peretas tersebut telah beraksi sejak Desember 2019. Mod Zelda bukanlah satu-satunya game yang dijual mengingat ia juga memasarkan mod game lain.
Laporan dari Soranews24, save data dari peretas dapat meningkatkan statistik dan kemampuan pemain sesuai keinginan mereka serta memudahkan item tertentu yang melampaui gameplay standar.
Kasus terdeteksi setelah ia menjual save data sebesar 3.500 yen atau Rp 456 ribu melalui laman e-commerce kepada dua pembeli di luar Tokyo.
Namun tanpa disadari, itu menarik perhatian Kepolisian Prefektur Niigata. Mereka menangkap Sho karena melanggar Undang-Undang Pencegahan Persaingan Tidak Sehat. Undang-undang ini menangani kasus-kasus di mana informasi rahasia perusahaan dicuri atau diungkapkan secara ilegal.
Peretas menerima tuduhan itu dan menjelaskan bahwa sejak tahun 2019, ia telah mengumpulkan penjualan jasa modifikasi game sebanyak 10 juta yen atau Rp 1,3 miliar.
Baca Juga: Heboh Aksi Tabrak Lari Libatkan Toyota Vios dan Motor, Publik: Serasa Game GTA
Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa menjual mod game semacam itu merupakan tindakan kejahatan yang tak menimbulkan korban secara fisik.
Namun menurut Asosiasi Hak Cipta untuk Perangkat Lunak Komputer Jepang, pelanggaran spesifik Sho adalah "menyediakan layanan untuk menghindari pembatasan teknis". Ini bukan pertama kalinya seseorang ditangkap oleh pihak berwenang di Jepang terkait jasa modifikasi game.
Pada Februari lalu, seorang pria berusia 23 tahun ditangkap karena diduga menghasilkan 1,1 juta yen dengan menjual "modifikasi Pokemon" pada game Pokemon Sword and Shield. Penindakan tegas oleh kepolisian di Jepang mungkin dapat membuat peretas game Zelda lain berpikir ulang untuk memasarkan jasanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
Cara Cek Data Pribadi Apakah Digunakan untuk Judi Online
-
Baterai iPhone 17 Ternyata Masih Kalah dari HP Murah Samsung
-
4 Rekomendasi HP Infinix Murah untuk Pelajar yang Hobi Fotografi
-
Apple Watch SE 3 Resmi: Debut Jam Tangan 'Murah' Setelah 3 Tahun Absen
-
3 HP Huawei Terbaik Punya Performa Andal dengan Kamera Jernih
-
Dari Meja Kerja ke Medan Tempur: Cara Bikin Miniatur AI Edisi Perang yang Epik
-
Apple Watch Ultra 3: Jam Tangan Seharga iPhone dengan Konektivitas Satelit dan 5G
-
Hasil Miniatur AI Jelek? Jangan Salahkan AI-nya! Kunci Utamanya Ada di Foto Pilihanmu
-
iPhone 17 Dipastikan Masuk Indonesia Bulan Depan
-
Huawei Pura 80 Ultra Harga Berapa? Kameranya Bikin iPhone Insecure