Suara.com - Sistem keamanan buatan Google untuk ponsel Android, Google Play Protect, disebut gagal memberikan perlindungan yang kompetitif ketimbang produk anti malware populer lainnya.
Google Play Store dikatakan hanya mendeteksi dua per tiga dari 20.000 aplikasi berbahaya, selama pengujian yang melibatkan 15 total aplikasi keamanan Android lainnya.
Sebagai perbandingan, aplikasi lain seperti Bitdefender, McAfee, NortonLifeLock, dan Trend Micro mampu menghasilkan tingkat deteksi hingga 100 persen.
Studi ini dilakukan oleh Lembaga Keamanan IT asal Jerman, AV-TEST.
Mereka melakukan studi ke aplikasi Android untuk melindungi pengguna dari serangan berbahaya.
Studi ini dilakukan selama enam bulan dari Januari dan Juni dan melibatkan aplikasi buatan perusahaan.
Seperti Google Play Protect (Google), Avast, AVG, Bitdefender, F-Secure, Kaspersky, NortonLifeLock, Trend Micro, dan lainnya.
Hasilnya, sembilan dari total 15 aplikasi mendapatkan skor tertinggi 18 dalam tes ketahanan.
Aplikasi tersebut dibuat oleh Avast, AVG, Bitdefender, F-Secure, G DATA, Kaspersky, McAfee, NortonLifeLock, dan Trend Micro.
Baca Juga: Mulai September, Google Hapus Akun Pengembang Aplikasi yang Tak Aktif
Kemudian di bawahnya ada aplikasi dari Avira, Protected.net, securiON dan AhnLab dengan skor 17,8 hingga 17,1 poin.
Perusahaan Australia Ikarus juga menerima 16 poin. Namun, Google Play Protect menjadi aplikasi dengan skor rendah dengan perolehan 6 poin.
Google mengklaim sistem Play Protect memindai lebih dari 100 miliar aplikasi setiap hari dan tersedia di 2,5 miliar perangkat aktif.
Namun, pemindaian skala besar maupun ketersediaannya yang luas tampaknya tidak memuaskan para peneliti di AV-Test.
Sebab, mereka menemukan bahwa Google hanya mendeteksi 68,8 persen dari total 20.000 aplikasi berbahaya dalam pengujian real-time.
Sebaliknya, aplikasi dari Avira, F-Secure, dan AhnLab ditemukan telah mencapai deteksi 99,8 dan 100 persen dalam pengujian yang sama.
Berita Terkait
-
Google Wajibkan Karyawan Harus Vaksin sebelum Balik ke Kantor
-
Cara Praktis Mematikan Autocorrect di Smartphone Android
-
Google DoodleHari ini, Olimpiade Tokyo Dimeriahkan Burung Hantu Fukuro
-
Fantastis! 3 Perusahaan Teknologi Ini Berhasil Cetak Laba Gabungan Lebih dari Rp 700 T
-
Mini Games Google Hari Ini Rayakan Pemenang Renang Olimpiade Tokyo 2020
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
6 HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik 2025 Pilihan David GadgetIn: Spek Apik, Gaming Oke
-
Call of Duty Siap Meluncur di Nintendo Switch 2, Ini Bocoran Waktunya
-
5 HP Sultan dengan Chipset Snapdragon 8 Gen 2, Harga Merakyat di Bawah Rp 2 Jutaan
-
Poster Resmi iQOO Z11 Turbo Beredar, Andalkan Snapdragon 8 Gen 5
-
Huawei Nova 15 Ultra dan Pro Debut, Usung Kamera Unik 'Dual-Ring'
-
5 Tablet Xiaomi Terbaik untuk Kerja dan Multitasking, Mulai Rp1 Jutaan
-
HP Murah Infinix Note Edge Lolos Sertifikasi di Indonesia, Pakai Chipset Anyar
-
Hadirkan Vin Diesel, Peluncuran Game Ark 2 Ditunda hingga 2028
-
Kinerja Digiplus 2025 Moncer, Ekspansi Gerai dan Ekosistem Lifestyle Digital Jadi Kunci Pertumbuhan
-
5 Rekomendasi HP Wireless Charging Termurah, Mulai Rp2 Jutaan