ProPublica juga mengatakan bahwa WhatsApp membagikan metadata atau catatan tidak terenkripsi yang dapat mengungkapkan banyak hal tentang aktivitas online pengguna dengan lembaga penegak hukum.
Departemen Kehakiman mengklaim data pengguna WhatsApp membantu jaksa, mengetahui kasus profil tinggi terhadap seorang karyawan Departemen Keuangan yang membocorkan dokumen rahasia ke BuzzFeed News dalam mengungkap bagaimana uang kotor diduga mengalir melalui bank-bank Amerika Serikat.
Sama seperti platform media sosial lainnya, WhatsApp terjebak di antara pengguna yang mengharapkan privasi dan lembaga penegak hukum, menuntut agar platform tersebut menyerahkan informasi yang akan membantu memerangi kejahatan serta penyalahgunaan online.
Namun, CEO WhatsApp Will Cathcart mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa tidak ada konflik kepentingan.
"Saya pikir kita benar-benar dapat memiliki keamanan dan keselamatan bagi orang-orang melalui enkripsi end-to-end dan bekerja dengan penegak hukum untuk menyelesaikan kejahatan," kata Cathcart dalam wawancara YouTube pada Juli lalu.
Tetapi, masalah privasi perusahaan tidak sesederhana itu. Sejak Facebook membeli WhatsApp pada 2014 seharga 19 miliar dolar AS, Zuckerberg telah berulang kali meyakinkan pengguna bahwa dia akan merahasiakan datanya.
Pada 2016, WhatsApp mengungkapkan akan mulai berbagi data pengguna dengan Facebook, sebuah langkah yang memungkinkan perusahaan menghasilkan pendapatan.
Rencana tersebut termasuk berbagi informasi seperti nomor telepon pengguna, foto profil, pesan status, dan alamat IPO, sehingga Facebook dapat menawarkan saran teman yang lebih baik dan menayangkan iklan yang lebih relevan.
Tindakan itu menempatkan Facebook dalam radar regulator. Pada Mei 2017, regulator antimonopoli Uni Eropa mendenda perusahaan tersebut sebesar 122 juta dolar AS karena klaim palsu sebelumnya yang menyebut, tidak menghubungkan informasi pengguna antara WhatsApp dan keluarga aplikasi Facebook.
Baca Juga: Nggak Bakal Ribet! Cara Cek NIK KTP Secara Online
Tak hanya sampai di sana, Facebook terus menjadi target masalah keamanan dan privasi.
Pada Juli 2019, perusahaan mendapat denda 5 miliar dolar AS oleh Komisi Perdagangan Federal karena melanggar perjanjian sebelumnya untuk melindungi privasi pengguna.
Denda itu hampir 20 kali lebih besar daripada hukuman terkait privasi sebelumnya dan kesalahan Facebook termasuk menipu pengguna tentang kemampuan untuk mengontrol privasi informasi pribadi.
Terlepas dari itu, WhatsApp masih berusaha mencari cara untuk menghasilkan uang sambil menjaga privasi.
Pada 2019, layanan itu mengumumkan akan menghadirkan iklan dalam aplikasi, tetapi rencana kontroversial tersebut ditinggalkan beberapa hari sebelum iklan diluncurkan.
Awal tahun ini, WhatsApp meluncurkan perubahan dalam kebijakan privasinya yang mencakup tenggat waktu satu bulan untuk menerima kebijakan tersebut atau pengguna tidak dapat mengakses aplikasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Akibat Hubungan Kandas, Wanita Jepang Ini Menikahi Karakter AI ChatGPT
-
24 Kode Redeem FF Hari Ini 18 November 2025, Banjir Hadiah Gratis!
-
15 Kode Redeem FC Mobile 18 November 2025, Manfaatkan Pekan Terakhir Event FootyVerse
-
Viral! Netizen Salfok dengan Peringatan soal Air Hujan Tercemar: Siapa yang Mau Mangap Saat Gerimis?
-
Mengapa Transisi Menuju Energi Terbarukan Berjalan Lambat?
-
Daftar Nominasi The Game Awards 2025 Resmi Diumumkan
-
5 Tablet Baterai Jumbo 6000 hingga 9000 mAh yang Bisa Dipakai Seharian, Harga Cuma Rp1 Jutaan
-
5 Rekomendasi HP Snapdragon 870 5G Enteng Buat Gaming dan Edit Video, Mulai Rp3 Jutaan
-
5 Tablet Murah Dilengkapi Stylus Pen untuk Anak Sekolah dan Mahasiswa
-
5 Pilihan HP 5G Murah Mulai Rp2 Jutaan, Cepat untuk Download dan Streaming