Suara.com - Peneliti bidang meteorologi dan klimatologi Siswanto mengingatkan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) secara segera dan berskala besar perlu dilakukan untuk menghindari kenaikan pemanasan global 1,5 derajat Celsius.
Dalam diskusi virtual tentang krisis iklim yang diadakan WALHI dan diikuti dari Jakarta pada Senin (20/9/2021) Siswanto mengutip laporan terbaru Panel Antar-Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) PBB yang memprakirakan pemanasan yang lebih cepat.
"Secara global akan hampir mencapai threshold (ambang batas)1,5 derajat Celsius itu kecuali kalau ada pengurangan emisi gas rumah kaca yang segera, cepat dan berskala besar," kata peneliti di Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut.
Laporan tersebut, yang ditulis oleh 234 ilmuwan, juga menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia bertanggung jawab atas sekitar 1,1 derajat Celsius pemanasan sejak 1850-1900 dan bahwa rata-rata selama 20 tahun ke depan suhu global diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar atau melebihi 1,5 derajat Celsius.
Dalam kesempatan tersebut dia juga mengingatkan bahwa dalam laporan itu diperkirakan setiap kawasan di dunia akan mengalami dampak yang berbeda-beda, tergantung tingkat pemanasan di wilayah tersebut.
"Tetapi juga yang menjadikan berbeda adalah topografi, fisiografi kemudian morfologi juga menjadikan dampak yang diterima atau respons pemanasan global ini berbeda, seperti wilayah kutub tentu akan berbeda dengan wilayah tropis," jelasnya.
Dia menegaskan bahwa akan terjadi intensifikasi siklus hidrologi. Terkait hal itu, Indonesia berpotensi mengalami curah hujan ekstrem yang dapat mengakibatkan banjir dan sebaliknya di musim kemarau akan mengalami kekeringan yang lebih intens.
"Hal ini disebabkan intensifikasi dari siklus air atau siklus hidrologi," kata Siswanto.
Baca Juga: Jakarta Rentan Tenggelam Karena Tanahnya Landai dan Empuk
Berita Terkait
-
PBB Ingatkan: Meski Ada La Nina, Krisis Iklim Tak Bisa Dibendung Tanpa Aksi Manusia
-
Waspada! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem: Hujan Deras, Angin Kencang, Banjir Rob Ancam RI Hari Ini
-
300 Juta Orang Terpapar Panas Ekstrem, Deforestasi Jadi Pemicu Utama
-
Meski Lapisan Ozon Normal, Mengapa Pemanasan Global Justru Memburuk?
-
Bukan Isapan Jempol! AHY Sebut Krisis Iklim Ancaman Nyata yang Sudah Terjadi
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Foto Miniatur AI Tengah Tren di Medsos, Ini 6 Prompt untuk Membuatnya!
-
Cuma 5 Menit! Fotomu Bisa Jadi Miniatur AI Keren, Ternyata Semudah Ini Caranya
-
Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
-
Oppo A6i Bakal Jadi HP 5G Murah, Segera Meluncur di Bulan Ini
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 5 September: Klaim Skin Scar Megalodon, Cobra, dan M24
-
5 Rekomendasi Laptop Chromebook untuk Mahasiswa, Mulai Rp2 Jutaan
-
Bocoran 'Prompt Rahasia' Miniatur AI: Ubah Fotomu Jadi Gundam, Tamiya & Funko Pop!
-
Adu AI Foto Miniatur Viral: Gemini, Copilot, Midjourney, Mana Terbaik & Gratis?
-
4 Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI, Lengkap dengan 15 Prompt Terbaru dan Populer!
-
Lenovo Legion Go 2 Akhirnya Rilis: Andalkan Ryzen Z2 Extreme dan RAM 32 GB