Landsat 9 dirancang untuk bertahan setidaknya 5 tahun di orbit dan menggantikan Landsat 7 yang sudah tua, yang juga digunakan saat ini.
Satelit Landsat telah mempelajari Bumi sejak 1972.
Cakupan terus menerus itu adalah kunci untuk melacak perubahan Bumi, terutama karena planet ini mengalami cuaca yang lebih ekstrem, badai kuat, kebakaran, dan efek lain dari perubahan iklim, kata pejabat misi.
"Seperti yang kita ketahui, perubahan iklim itu nyata," kata Tanya Trujillo, Asisten Sekretaris Bidang Air dan Ilmu Pengetahuan Departemen Dalam Negeri.
Menurutnya, program Landsat adalah alat yang sangat baik untuk membantu memandu upaya Survei Geologi AS memahami dan mendokumentasikan perubahan yang dilihat setiap hari.
Administrator asosiasi NASA untuk misi sains, Thomas Zurbuchen, menjelaskan bahwa Northrop Grumman membangun Landsat 9 senilai 750 juta dolar untuk NASA.
Nilai itu telah dipangkas dari anggaran awal senilai 90 juta dolar AS.
Jalan panjang menuju landasan peluncuran untuk Landsat 9.
Awalnya, satelit seharusnya diluncurkan pada 16 September lalu, tetapi ditunda hingga 23 September karena kekurangan nitrogen cair terkait dengan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Mengapa Ada Banyak Satelit, Apa Saja Fungsinya?
Namun, angin kencang memicu penundaan lagi hingga 27 September (waktu setempat).
Misi tersebut juga akan diluncurkan satu menit lebih lambat dari yang direncanakan untuk menghindari kemungkinan tabrakan dengan satelit Calypso/CloudSat NASA di orbit, kata Dunn.
Saat ini, prakiraan cuaca memprediksi 60 persen kemungkinan kondisi baik pada waktu peluncuran.
Jika NASA dan United Launch Alliance tidak dapat meluncurkan Landsat 9 pada hari ini, jendela peluncuran cadangan tersedia pada keesokan harinya, dengan kondisi cuaca yang serupa diharapkan.
Berita Terkait
-
SpaceX Gunakan Nama Astronaut NASA untuk Kapal Baru
-
NASA Tunjuk Falcon Heavy SpaceX, Luncurkan Satelit Cuaca GOES-U
-
Asap Terlihat di Stasiun Luar Angkasa, Picu Alarm Peringatan Kebakaran
-
Tak Tunggu Lama, NASA Bersiap Kumpulkan Sampel Batuan Mars Kedua
-
NASA Berhasil Kumpulkan Sampel Batuan Mars Pertama
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
-
Whoop Band vs Smartwatch: Mana yang Terbaik untuk Pantau Kesehatan?
-
SIPD ASN Punya Fitur Apa Saja: Cek Bedanya dengan Info GTK
-
Penjualan iPhone 17 Series Laris Lampaui iPhone 16, Model Air Tak Sesuai Harapan
-
Cara Menggunakan Meta AI di WhatsApp, Ternyata Sangat Mudah!
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober: 26 Ribu Gems dan Paket 111-113 Menanti
-
Ciri-Ciri Player Dark System Game Mobile Legends, Musuh Tersembunyi yang Merusak Rank-mu!
-
Ditandu hingga Lakukan Prosesi Basuh Kaki, Video 'Pangeran' Gibran Tuai Perbincangan Netizen
-
Spesifikasi PC Jurassic World Evolution 3: Minimal RAM 16 GB dan Intel Core i5
-
3 HP Xiaomi yang Kompatibel Wireless Charging: Tak Perlu Repot Bawa Kabel