Suara.com - Antropolog Universitas Diponegoro, Adi Prasetijo menyatakan perlu dukungan multipihak dalam mewujudkan perlindungan atas hak-hak masyarakat hukum adat Suku Anak Dalam, termasuk hak-hak untuk menjalankan agamanya.
"Setiap pihak berperan di bidangnya masing-masing, pemerintah memberikan fasilitas dan infrastruktur, lembaga membantu mengadvokasi, masyarakat pun harus terbuka menerima dan mengakui keberadaan mereka," kata Adi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (4/10/2021).
Menurut dia, masyarakat hukum adat Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba membutuhkan pengakuan atas eksistensinya. Pemerintah dan masyarakat perlu mengakui dan melindungi SAD terkait aset-aset, baik itu budaya, sumber daya alam, maupun pengelolaan berbasis tradisional SAD.
Kehidupan Orang Rimba sudah banyak berubah. Menurut Adi yang bergabung di KKI Warsi ini. Dahulu orang rimba sangat tertutup. Begitu pula dengan masyarakat di sekitarnya.
"Dahulu, sekitar tahun 1997, Orang Jambi takut untuk bertemu apalagi berkomunikasi dengan Orang Rimba. Tapi sekarang, masyarakat sudah menerima bahkan berinteraksi langsung," kata pria yang akrab disapa Mas Tijok ini.
Saat ini, masyarakat sudah cukup terbuka. Pemerintah pun sudah banyak memberikan perhatiannya terhadap SAD, begitu pula lembaga-lembaga swadaya. Sudah banyak lembaga yang masuk memberikan perhatian terhadap pendidikan, kesehatan bahkan advokasi hukum.
Adi mengapresiasi keberadaan forum multipihak yang berperan serta memperhatikan keberadaan SAD ini. Namun, ia tetap menyoroti beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurutnya, ada hal yang tidak boleh diganggu dan harus dihormati.
"Keberadaan banyaknya organisasi dan lembaga yang turun itu baik. Namun perlu diingat, bahwa jangan berupaya untuk mengubah mereka. Sebab, ada beberapa kelompok yang memiliki misi mengubah agama dan budaya mereka. Menurut saya, mereka mempunyai hak untuk mempertahankan budayanya," katanya.
"Jangan paksakan mereka mengikuti suku-suku atau masyarakat lainnya. Mereka punya pilihan, kalau ingin berubah harus difasilitasi. Namun pula, jangan dilarang melaksanakan agama dan budayanya,” ujar Adi.
Baca Juga: Cerita Menteri Nadiem Menginap di Hutan Bareng Suku Anak Dalam Jambi
Terkait cara hidup, budaya dan keyakinan Suku Anak Dalam, Adi memandang bahwa masyarakat tak perlu menyama-nyamakan dengan suku-suku lain. Mereka berbeda dan perlu dihormati.
"Saat ini pemerintah sudah memberikan fasilitas-fasilitas, Warsi terus mengadvokasi soal perlindungan aset-aset, maka perlu didorong terus soal perlindungan hak-hak mereka (SAD). Selain itu, stigma negatif terhadap mereka perlu dikikis," katanya.
Adi Prasetijo merasa miris dengan kondisi beberapa Suku Anak Dalam yang masih hidup di antara perkebunan sawit. Menghadapi beragam permasalahan dalam tantangan perubahan zaman. Selain itu, juga menghadapi ancaman terhadap tergerusnya budaya dan keunikan yang dimilikinya.
"Harapan saya sebagai antropolog, mereka tetap dilindungi sebagai kelompok masyarakat adat untuk mengekspresikan sebagai suku yang mempunyai kebudayaan yang unik dan budaya spiritual sendiri," katanya. [Antara]
Berita Terkait
-
Aroma Cempaka: Kesederhanaan yang Menyimpan Kemewahan Rasa
-
Jambi Memanas: Pos Polisi Dibakar Massa di Simpang BI
-
Sosok Agus Riyadi Camat Sungai Bahar Bikin Siswa Drumband Nangis Kejer Demi Rayakan Ultah Istri
-
Camat Sungai Bahar Klarifikasi Insiden Drum Band: Bukan Rayakan Ultah Istri, Tapi...
-
Air Mata di HUT RI: Aksi Drumband MTsN 7 Muaro Jambi Dihentikan Paksa Demi Kejutan Ultah Istri Camat
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
10 Prompt AI untuk Edit Foto Keluarga Jadi Lebih Keren
-
40 Kode Redeem FF Hari Ini 11 September 2025: Klaim SG2 Ungu dan Hadiah Eksklusif!
-
7 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 11 September 2025, Bonus Pemain dan Gems Gratis!
-
Huawei Pura 80 Pro dan Ultra Masuk Indonesia 17 September, HP Kamera Terbaik di Dunia
-
Google Trends Ungkap Tingginya Pencarian Judol Sebulan Terakhir: Begini Cara Lapor ke Komdigi!
-
POCO C85 Resmi Rilis di Indonesia: Baterai 6000 mAh, Layar 120Hz, Harga Mulai Rp1,5 Jutaan
-
Update Harga iPhone setelah Apple Mengumumkan iPhone 17, Ada yang Turun?
-
Itel A100, HP Rp1 Jutaan Bodi Tangguh Standar Militer
-
4 HP Gaming 1 Jutaan Terbaik September 2025: Anti Ngelag, Cocok untuk Hadiah
-
5 Rekomendasi HP 5G Murah Rp 1 Jutaan Terbaik September 2025, Fitur Menarik!