Suara.com - Profesor Riset bidang Meteorologi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan mengatakan penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut mempercepat tenggelamnya sejumlah titik di Jakarta dan Pantura Jawa.
"Kenaikan muka air laut bergabung menjadi satu dengan penurunan muka tanah akan memberikan dampak yang lebih serius. Jika hanya kenaikan air muka laut saja atau hanya penurunan muka tanah saja maka dampak yang dihasilkannya tidaklah sedahsyat bila keduanya terjadi secara simultan atau bersamaan," kata Eddy dalam Webinar Nasional Prof Talk: Benarkah Jakarta dan Pantura Akan Tenggelam? di Jakarta, Rabu (6/10/2021).
Eddy menuturkan proyeksi terendamnya beberapa lokasi di Jakarta dan beberapa kota pesisir di sepanjang Pantura terjadi akibat tiga faktor utama, yakni perubahan iklim yang mengarah pada kenaikan muka air laut, laju penurunan muka tanah (land subsidence), dan kondisi lokal setempat.
Menurut dia, jika hanya melihat masing-masing faktor berdiri sendiri yakni naiknya permukaan laut sekitar 3-10 mm per tahun atau penurunan muka tanah berkisar 6-100 mm per tahun, maka tidak akan memberikan dampak separah yang dikhawatirkan bahwa Jakarta tenggelam.
Namun, bila dua faktor itu bergabung menjadi satu dan berlangsung bersamaan dan terus menerus maka akan memberikan dampak yang sangat serius kepada kawasan-kawasan kota yang letaknya di kawasan pesisir atau di pantai karena terancam terendam atau tenggelam.
"Jika proyeksi hanya difokuskan pada akibat perubahan iklim semata, maka dampak yang dihasilkannya tidaklah terlalu berat. Hal serupa juga ditemukan, jika proyeksi difokuskan hanya ke land subsidence semata, maka analisisnya tidak bisa digunakan untuk skala global/regional," ujar Eddy.
Eddy menuturkan proyeksi difokuskan ke hasil analisis gabungan antara dampak perubahan iklim global dan laju penurunan muka tanah yang cukup pesat saat ini.
"Dua proyeksi inilah yang diduga kuat akan mempercepat tenggelamnya kota-kota pesisir di Pantura, termasuk Jakarta di masa mendatang," tuturnya.
Eddy mengatakan hasil analisis data satelit terkini menunjukkan bahwa kawasan pesisir Pantura mengalami penurunan muka tanah paling tajam.
Baca Juga: Sekitar 11.000 Pegawai dari Instansi Negara Dialihkan ke BRIN
Kondisi geologi daerah pesisir dengan tanah yang lembut secara alamiah membuat tanah terus turun. Tetapi dengan adanya kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim, penggunaan air tanah, serta didirikannya gedung-gedung megah dan mewah di sepanjang Pantura ternyata semakin memperparah turunnya permukaan tanah.
Oleh karena itu, Eddy menuturkan perlu adanya pemantauan terhadap penurunan tanah dan laju perubahan garis pantai akibat perubahan ketinggian air laut. Kondisi tersebut ternyata berbeda dengan kawasan selatan Jawa yang struktur geologinya cenderung berbukit.
Eddy mengatakan ke depannya perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan yang lebih nyata. Pembuatan Tanggul Raksasa sepertinya belum cukup, namun harus diimbangi dengan kebijakan penggunaan air tanah, penanaman mangrove, dan pencegahan perusakan lingkungan yang harus segera dilakukan.
"Akan lebih efektif, jika upaya ini dilaksanakan oleh berbagai elemen masyarakat, tanpa pengecualian," ujar Eddy. [Antara]
Berita Terkait
-
Mikroplastik di Air Hujan Bisa Picu Stroke? Ini Penjelasan Lengkap BRIN dan Dinkes
-
BRIN Temukan Mikroplastik Berbahaya di Air Hujan Jakarta, Ini Bahayanya bagi Tubuh
-
Hujan Mikroplastik, Bukti Krisis Lingkungan Kini Menyentuh Tubuh Kita
-
7 Pilihan Sunscreen untuk Cuaca Panas Ekstrem Indonesia, Minimal SPF 45 Sesuai Saran BRIN
-
Mengapa Ada Suhu Panas serta Hujan Angin di Bulan Ini? BRIN dan BMKG Beri Penjelasan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Vivo X300 Vs. Xiaomi 17: HP Fragship Adu Cepat, Adu Kamera dan Baterai!
-
One UI 8.5 Ditunda Gara-Gara Galaxy S26 Plus? Ini Penjelasan Lengkapnya!
-
Top 10 Game Terpopuler di Indonesia 2025 yang Seru Dimainkan, Bukan Cuma Roblox
-
Bocoran Xiaomi 17 Ultra, HP Premium dengan Kamera 200MP!
-
Qualcomm Resmi Rilis Snapdragon 6s Gen 4, Dukung Fitur Gaming hingga Kamera 200MP
-
Setelah Samsung, Giliran Oppo Gandeng Google buat Teknologi AI
-
Riset Indosat: Jika Indonesia Serius Adopsi AI, PDB Bisa Tembus Rp 2.326 Triliun di 2030
-
41 Kode Redeem FF Terupdate 27 Oktober 2025, Ada Skin Evo Gun Populer Bisa Didapatkan Gratis
-
Daftar Lengkap 17 Kode Redeem FC Mobile 27 Oktober 2025, Dapatkan 500 Token FootyVerse
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan