Suara.com - Bumi saat ini mencapai titik terdekatnya dengan Matahari dalam setahun.
Peristiwa ini disebut sebagai perihelion, titik terdekat dari orbit elips sebuah objek dari pusat massa sistem.
Sebaliknya, titik terjauh Bumi dari Matahari disebut sebagai Aphelion.
Menurut In The Sky, ketika mencapai perihelion, jarak yang dicapai Bumi dari Matahari sekitar 147,099 juta km.
Bumi sekitar 5 juta km lebih dekat ke Matahari daripada di titik aphelion, yang terjadi pada awal Juli.
Variasi itu relatif kecil dibandingkan dengan jarak rata-rata Bumi dari Matahari sebesar 149,6 juta km.
Perihelion dan aphelion tidak menyebabkan musim di Bumi. Perubahan musim terjadi karena kemiringan sumbu planet. Tetapi, tonggak orbit ini mempengaruhi durasi musim.
Ketika Bumi lebih jauh dari Matahari, planet bergerak sedikit lebih lambat dalam orbitnya daripada saat mendekat.
Hal ini menyebabkan musim dingin di belahan Bumi utara menjadi sekitar lima hari lebih pendek daripada musim panasnya.
Baca Juga: Rekor Baru, Matahari Buatan China Tembus 70 Juta Derajat Celcius dalam 17 Menit
Perilaku orbit tersebut dijelaskan dalam hukum kedua gerak planet yang dirumuskan oleh astronom Johannes Kepler selama abad ke-17.
Berdasarkan pengamatan teleskopik awal oleh astronom Tycho Brahe, Kepler menyadari bahwa planet-planet bergerak dalam orbit elips, bukan lingkaran sempurna seperti yang dibayangkan oleh banyak astronom sebelumnya.
Dilansir dari Space.com, Rabu (5/1/2021), Kepler menemukan bahwa garis tak kasat mata yang menghubungkan planet ke Matahari, memiliki luasan yang sama dalam waktu yang sama selama perjalanan planet mengelilingi Matahari.
Dengan kata lain, sebuah planet akan melakukan perjalanan lebih cepat ketika berada paling dekat dengan Matahari dan lebih lambat ketika menjauh.
Perbedaan kecepatan ini dapat dijelaskan lebih lanjut menggunakan teori gravitasi.
"Jika kita menghitung perbedaan jarak antara aphelion dan perihelion, hanya ada sekitar 7 persen perbedaan rata-rata (energi Matahari) global yang kita terima. Jadi itu tidak berpengaruh banyak dalam hal cuaca," kata Walter Petersen, ilmuwan fisika di Marshall Space Flight Center, NASA.
Berita Terkait
-
Aksi Sinterklas Hibur Pengunjung Yokohama Hakkeijima Sea Paradise
-
Ada Gerhana Matahari Total 4 Desember, Bisa Diamati di Indonesia?
-
Asal-usul Air di Bumi Terungkap, Bisa Berasal dari Matahari
-
Gerhana Bulan Sebagian Terjadi Akhir Pekan Ini, Akan Terulang di 2023
-
Matahari Terbit Lebih Cepat di Indonesia, Berikut Penjelasan LAPAN dan Daftar Kotanya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya