Suara.com - Southeast Asia Freedom of Expression Network atau SAFEnet menyatakan bahwa negara gagal melindungi data pribadi warga Indonesia di internet. Pasalnya selama 2021, Indonesia kerap kali terjadi kasus kebocoran data pribadi.
Direktur Eksekutif SAFEnet, Damar Juniarto menyatakan, insiden serangan digital ke lembaga pemerintah memang turun jadi 17 kali dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 38 kali. Tapi, dampak serangan tahun 2021 lebih luas karena melibatkan banyak masyarakat.
"Kalau tahun 2020 serangan lebih banyak defacement (perubahan tampilan depan), kalau tahun 2021 insidennya pembobolan data pribadi," kata Damar dalam diskusi virtual, Rabu (2/3/2022).
Dalam Laporan Situasi Hak-hak Digital Indonesia 2021 yang ditulis SAFEnet, kasus kebocoran data pertama di Indonesia pada 2021 terjadi pada BPJS Kesehatan.
Insiden ini berdampak pada bocornya 275 juta data pribadi masyarakat, mulai dari nomor KTP, gaji, nomor telepon, alamat dan email, bahkan data orang yang sudah meninggal.
Kasus kebocoran data pribadi lainnya yang berefek ke banyak masyarakat menimpa aplikasi eHAC milik Kementerian Kesehatan. Insiden ini berefek pada kebocoran data 1,3 juta pengguna eHAC sejak Juli 2021.
"Alih-alih menginvestigasi dan menangani kemungkinan bocornya data itu, pihak pemerintah justru membantahnya. Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf, data yang bocor tersebut adalah data pada eHAC lama. Padahal, aplikasi itu bisa jadi memang lama, tetapi datanya akan tetap data yang masih berlaku," kata SAFEnet.
Kebocoran data selanjutnya terjadi di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mencuat pada Oktober 2021. Data yang bocor tersebut berasal dari laporan masuk ke KPAI sejak 2016 hingga 2021 lalu.
Data pribadi yang bocor itu berisi informasi sensitif pelapor seperti nama, nomor identitas, kewarganegaraan, telepon, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat, email, tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelamin, provinsi, kota, usia, dan tanggal pelaporan.
Baca Juga: Korban Terbanyak UU ITE pada 2021 Adalah Aktivis
Data lainnya yakni mencakup penghasilan bulanan, ringkasan kasus, hasil mediasi, bahkan diduga ada daftar identitas korban yang masih di bawah umur. Lebih lagi, pelaku juga menjualnya di forum peretas raidforums seharga Rp35.000 per data untuk data berukuran 13 MB dan 25 MB.
Kemudian kasus pembobolan data anggota Polri pada November 2021 yang
menyebabkan kebocoran data 28.000 anggota Polri. Data itu mencakup nama, tempat dan tanggal lahir, pangkat, Nomor Registrasi Pokok (NRP), hingga nomor telepon.
Tak hanya lingkup nasional, kebocoran data lembaga pemerintah juga terjadi di daerah. Contoh serangan digital itu antara lain pada kebocoran data pribadi 815 guru di Kabupaten Tangerang dan lebih dari 1.000 data pribadi atlet di situs web Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau.
SAFEnet menyatakan, serangan demi serangan terhadap infrastruktur publik di tingkat nasional maupun daerah seharusnya menjadi alarm peringatan bagi pemerintah agar semakin serius membenahi keamanan siber di Indonesia.
"Jangan sampai serangan demi serangan digital justru akan menjadi normal baru, sebagaimana adaptasi kita terhadap pandemi COVID19 saat ini," pungkasnya.
Berita Terkait
-
KPU Larang Publik Akses Ijazah Capres-Cawapres Tanpa Izin Pemilik
-
Cara Cek Data Pribadi Apakah Digunakan untuk Judi Online
-
SAFEnet Ungkap Sejumlah Warga Kena Doxing Imbas Demo Agustus: Identitas Disebar Diedit DPO Polisi!
-
Kumpulkan Data Pribadi Secara Ilegal, Disney Bayar Ganti Rugi Senilai Rp 164 Miliar
-
Ironi Penegakan Hukum: Jadi Korban Doxxing, Aktivis Khariq Anhar Justru Jadi Tersangka
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Cara Menghilangkan Objek di Foto Pakai Gemini AI: Tutorial Lengkap
-
35 Daftar Kode Redeem MLBB 21 September 2025: Klaim Diamond, Emote dan Magic Dust Gratis
-
35 Kode Redeem FF Terbaru 21 September: Dapatkan Bundle Shadow Reaper dari Event Rampage Reborn!
-
35 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 21 September: Dapatkan Jude Bellingham dan Vinicius Jr. Sekarang
-
Prompt Gemini AI Edit Foto dengan Background Eiffel Paris, Cappadocia dan Banyak Lagi!
-
Hasil Edit Foto AI Tak Sesuai Wajah Asli? Ini Cara Praktis dan Gratis Mengubahnya
-
7 Cara Klaim Promo Gemini AI Pro Gratis, Nikmati Keuntungan Selangit
-
Prompt AI Gemini Ketemu Diri Sendiri di Masa Kecil, Bikin Mewek
-
Prompt dan Cara Buat Foto Ala Siswa Hogwarts di Gemini AI, Jadi Dalam Hitungan Detik
-
Spesifikasi Tinggi, Kapan HP Murah Redmi 15 Resmi Dijual di Indonesia?