Suara.com - Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk Ririek Adriansyah mengatakan bahwa perusahaan telekomunikasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus mampu beradaptasi dengan perkembangan industri digital, baik melalui investasi maupun berkolaborasi dengan perusahaan teknologi nasional.
"Disrupsi digital di industri telekomunikasi itu sangat nyata. Menghadapi situasi menantang seperti itu, kami tidak boleh sekadar bertahan. Kami harus cepat beradaptasi, berkolaborasi dan berinvestasi. Sebagai perusahaan teknologi nasional dan pemain utama ekonomi digital, Gojek masuk dalam radar investasi kami," kata Ririek dalam siaran pers yang diterima Rabu (22/6/2022).
Ia menjelaskan, perusahaan telekomunikasi tidak bisa lagi mengandalkan bisnis konvensional seperti penjualan SMS, paket data internet atau sambungan telepon rumah.
Oleh karena itu, ia menambahkan, agar tetap relevan dan mampu memberikan nilai tambah kepada pelanggan, industri telekomunikasi harus bisa masuk ke arah digitalisasi. Strategi digitalisasi juga sudah biasa dilakukan perusahaan telekomunikasi global seperti AT&T dan Verizon yang lebih dulu berinvestasi di bisnis digital.
Telkom sudah mengkaji agar dapat berkolaborasi dan berinvestasi di perusahaan teknologi, tapi rencana tersebut belum dapat dilakukan pada tahun 2018.
Ada beberapa faktor yang membuat Telkom melalui Telkomsel belum bisa masuk ke perusahaan teknologi pada tahun 2018, salah satunya adalah regulasi terkait bisnis transportasi online yang saat itu belum jelas.
Kemudian, bisnis transportasi online baru ada acuan peraturan hukumnya setelah terbit Permenhub Nomor 12 Tahun 2019 dan Kepmenhub Nomor KP 348 Tahun 2019.
Kedua, pada tahun 2019 valuasi perusahaan teknologi tersebut menembus angka 10 miliar dolar AS dan menjadi decacorn dari sebelumnya di tahun 2018 yang baru sebatas unicorn (valuasi 1 miliar dolar AS). Hal itulah yang membuat Telkomsel kembali mengkaji untuk melanjutkan rencana investasi di perusahaan teknologi tersebut.
Ririek menekankan bahwa investasi Telkomsel sudah melalui berbagai proses dan inisiasi yang dilakukan oleh tim. Singtel sebagai pemegang 35 persen saham Telkomsel turut merestui keputusan investasi di GoTo.
Baca Juga: Telkom Terus Dukung Pengembangan Smart City di Indonesia
Pertimbangan investasi di jajaran direksi Telkomsel dipimpin oleh Direktur Planning & Transformation yang merupakan perwakilan Singtel di Telkomsel. Direktur Planning dan Transformation itu memimpin berbagai inisiatif di bisnis digital Telkomsel termasuk investasi.
Usulan investasi kemudian disetujui oleh seluruh dewan direksi berdasarkan keputusan kolektif kolegial. Selebihnya, hierarki pengambilan keputusan investasi berhenti di level dewan direksi Telkomsel.
Proses konsultasi ke perusahaan induk (pemegang saham), yakni Telkom dan Singtel, hanya terjadi di level direksi kedua perusahaan. Sesuai ketentuan, jajaran komisaris Telkom ataupun Singtel tidak perlu dilibatkan dalam proses tersebut.
Saat berinvestasi, Telkom telah merujuk pada peraturan perundang-undangan dan regulasi yang berlaku, yaitu Kitab UU Hukum Perdata, UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Permen No 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, Dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, dan Anggaran Dasar Telkomsel No. 69 Tahun 2008 yang mengatur ketentuan mengenai persetujuan organ (reserved matters).
Terkait alasan investasi Telkomsel, menurut manajemen Telkom, adalah demi mensinergikan bisnis dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.
Beberapa sinergi bisnis yang telah terbentuk dapat dilihat dari peningkatan jumlah pengguna aplikasi yang menggunakan Telkomsel secara tahunan, peningkatan penetrasi jumlah penggunaan paket swadaya Telkomsel oleh pengemudi, kemudian jumlah pengemudi yang menjadi pengecer (reseller) yang tumbuh secara tahunan, serta pertumbuhan transaksi pembelian paket data di aplikasi dan paket data di aplikasi MyTelkomsel yang dibayar dengan dompet digital. [Antara]
Berita Terkait
-
Cara Ikut Program Telkomsel Viu, Nonton Streaming Makin Seru
-
GoTo Hadirkan Bursa Kerja Mitra Gojek, Platform Digital Pembuka Peluang Karier Baru
-
Mekanisme Buyback TLKM, Pemegang Saham Wajib Tahu
-
PaDi Business Forum & Showcase 2025: PaDi UMKM Ciptakan Transaksi Hingga Tembus Rp993 Miliar
-
TelkomGroup Percepat Recovery BTS di Lokasi Bencana Sumatra, Kerahkan Seluruh Kemampuan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa