Suara.com - Beberapa puing roket besar milik China yang jatuh ke Bumi pada Sabtu (30/7/2022) telah ditemukan di Kalimantan, Indonesia, dan Malaysia.
Tahap inti roket seberat 25 ton dari roket Long March 5B tersebut jatuh kembali ke Bumi tanpa kendali, menghantam atmosfer di atas Samudra Hindia.
Sebagian besar badan roket terbakar saat jatuh, namun sekitar 20 persen hingga 40 persen diperkirakan jatuh ke permukaan Bumi.
Menurut laporan terbaru, penduduk setempat rupanya menemukan potongan roket di beberapa tempat di sepanjang jalur masuk kembali.
Beberapa di antaranya berukuran cukup besar untuk menyebabkan kerusakan serius atau cedera jika jatuh di desa atau kota.
Untungnya, jatuhnya puing-puing tersebut tidak melukai siapa pun.
"Puing-puing tersebut jatuh di Kalimantan, Indonesia, dan Sarawak, Malaysia," kata Jonathan McDowell, astrofisikawan dan pelacak satelit dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, dikutip dari Space.com, Selasa (2/8/2022).
Menurutnya, tidak ada korban atau kerusakan properti yang dilaporkan, tetapi puing-puing ini jatuh di dekat desa dan beberapa ratus meter dari jalan.
Long March 5B diluncurkan pada 24 Juli 2022 untuk mengirimkan modul baru menuju stasiun luar angkasa Tiangong milik China.
Baca Juga: NASA Kritik China atas Jatuhnya Roket di Samudra Hindia
Tahap inti roket mencapai orbit dengan modul stasiun, kemudian roket ditarik kembali ke Bumi oleh gaya tarik atmosfer selama enam hari berikutnya.
Tidak seperti tahap inti roket lainnya yang diarahkan untuk jatuh dengan aman di lautan atau permukaan yang tidak berpenghuni.
Skenario jatuhnya Long March 5B memang kontroversial dan unik, mengingat potensi cedera dan kerusakan yang ditimbulkannya.
Banyak komunitas antariksa mengkritik pejabat luar angkasa China karena membiarkan inti Long March 5B menjadi bongkahan besar sampah antariksa.
"Seharusnya ada bahan bakar yang tersisa di roket tersebut agar bisa masuk kembali dengan terkontrol," kritik Darren McKnight, teknisi senior di perusahaan pelacakan LeoLabs yang berbasis di California.
Sebelumnya, misi Long March 5B yang pertama pada Mei 2020 juga berakhir dengan jatuhnya tahap inti roket di sekitar Afrika Barat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
Bocoran Gameplay Prince of Persia: Sands of Time Remake, Karakter Farah Makin Kuat
-
WhatsApp Segarkan Fitur Tentang: Lebih Mudah Diakses, Lebih Fleksibel, dan Lebih Personal
-
Google Sindir iPhone Lewat Iklan Musikal The Wicked, Pixel Disebut Jadi Sang Inovator
-
Game A Space for the Unbound Jadi Finalis Apple App Store Awards 2025
-
Program DCE Kini Hadir dengan Lompatan Teknologi AI: UMKM Bisa Langsung Temukan Tren Baru
-
Cloud ERP Canggih Ubah Cara Kerja Industri Ini
-
Instagram Hadirkan Fitur Reels Baru, Bisa Rekam hingga 20 Menit
-
IM3 Platinum Targetkan 1,5 Juta Lebih Pelanggan, Gandeng iPhone 17 Hadirkan Liburan Bebas Roaming
-
3 Rekomendasi Tablet Android Setara iPad untuk Kerja, Desain dan Hiburan
-
53 Kode Redeem FF Terbaru Aktif 25 November: Klaim Skin Booyah, Diamond, dan Item Digimon