Suara.com - Perjalanan Garmin di Indonesia sebagai perusahaan global yang memiliki teknologi GPS dan smartwatch memasuki 35 tahun.
Berbagai pencapaian dan inovasi telah diperoleh Garmin selama ini.
Garmin memiliki ambisi menjadi pemimpin global di setiap pasar dan produknya.
Tidak hanya itu, perusahaa teknologi satu ini juga terus melebarkan sayapnya di berbagai produk inovatif di bidang otomotif, penerbangan, kelautan, outdoor, dan olahraga.
Garmin dinobatkan sebagai No. 2 dalam daftar “America’s Best Large Employers 2024” oleh Forbes yang menjadi pengakuan atas dedikasi perusahaa dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung bagi karyawannya.
Sebagai pemimpin global dalam bidang kesehatan dan kebugaran, perusahaan terus berinovasi dengan fitur-fitur.
Sebut saja body battery yang mengukur tingkat energi seseorang dari beberapa faktor termasuk tidur malam yang dipantau dari beberapa tahapan tidur.
Produk wearable dari Garmin yang kompatibel dengan Android maupun iOS, juga digunakan dalam penelitian di seluruh dunia untuk mengukur berbagai metrik kesehatan, aktivitas fisik, tidur, dan lainnya.
Beberapa inovasi dari Garmin termasuk:
Baca Juga: Perbedaan Smartwatch dan Smartband yang Jarang Orang Tahu
- Jet Lag Adviser, sebuah fitur dari perangkat wearable Garmin yang membantu mengurangi jet lag saat berpergian lintas zona waktu. Fitur ini memprediksi tingkat jet lag berdasarkan faktor-faktor seperti perbedaan zona waktu dan kebugaran fisik pengguna, serta memberikan rekomendasi penyesuaian seperti menghindari cahaya atau melakukan aktivitas fisik.
- Garmin memiliki fitur ‘sleep score’, ‘stress level’ dan ‘body battery’ pada perangkat wearable mereka, yang membantu memonitor kualitas tidur dan tingkat energi tubuh, mendukung performa atletik melalui teknologi wearable canggih.
- Garmin memperkenalkan fitur wheelchair mode di Venu 3 Series dan vivoactive 5, yang membantu orang berkebutuhan khusus tetap dapat melacak kebugaran mereka. Fitur ini mengganti hitungan langkah menjadi jumlah dorongan dan menyesuaikan olahraga bagi pengguna kursi roda. Serta adanya deteksi kenaikan berat badan signifikan dalam waktu singkat.
- Garmin juga mengembangkan ‘Autoland’, sebuah sistem pendaratan otomatis yang dapat mengendalikan pesawat ke bandara terdekat dalam keadaan darurat. Sistem ini mengintegrasikan navigasi, GPS, radar, dan autopilot untuk mengkalkulasi landasan terdekat, mempertimbangkan faktor-faktor seperti panjang landasan, cuaca, dan bahan bakar. Autoland pertama kali diuji pada 2016 dan mendapat sertifikasi FAA pada 2020, dengan Piper M600 menjadi pesawat pertama yang mendarat menggunakan sistem ini.
- Penggunaan bahan daur ulang, jaring ikan yang terbengkalai di lautan, menjadi jam tangan Descent G1 Solar Ocean Edition. Selain itu, pemanfaatan solar panel untuk pengisian tenaga surya.
Perusahaan teknologi ini juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif kepada komunitas lokal.
"Kontribusi tersebut seperti mengadakan kegiatan pembersihan pantai, menyumbangkan beberapa smartwatch kepada tim bola basket kursi roda Jakarta Swift, dan menjalankan Garmin Run dengan fokus pada keberlanjutan dan inklusivitas," tulis perusahaan dalam keterangan resminya, Rabu (19/6/2024).
Garmin juga bermitra dengan Rekosistem, sebuah organisasi berkelanjutan, dan mengundang orang-orang dengan disabilitas untuk bergabung dalam lomba.
Perjalanan 35 tahun Garmin telah membuktikan bahwa inovasi dan dedikasi terhadap kualitas dapat menciptakan dampak yang luar biasa.
Dari GPS hingga smartwatch, perusahaan telah mengukir jejaknya sebagai pemimpin global yang tidak hanya berfokus pada produk, tetapi juga pada kesejahteraan komunitas dan lingkungan.
Berita Terkait
-
Dibandingkan Seri Sebelumnya, Samsung Galaxy Watch 7 Pro Bakal Bawa Baterai Jumbo?
-
Huawei Watch Fit 3 Lolos Sertifikasi di Malaysia, Makin Dekat dengan Peluncuran
-
7 Smartwatch Murah tapi Bukan Murahan, Ada yang Rp200 Ribuan
-
Xiaomi Rilis Smartwatch dan Smartband Baru ke RI, Ini Harganya
-
Huawei Watch GT 3 Dapat Update Harmony OS 4.0, Ini Fitur Barunya
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 September 2025: Klaim Hadiah, Hadir Son Heung-min dan Kessie
-
iOS 26 Bikin iPhone Panas dan Boros Baterai, Ini Klarifikasi Apple
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 16 September 2025, Klaim M1014 Green Flame Draco dan SG2 OPM
-
Cara Mengedit Foto yang Lagi Viral, Buat Miniatur Efek Retro Pakai Gemini AI
-
HP Baru iQOO Muncul di Geekbench: Usung RAM 16 GB dan Dimensity 9500
-
Apple Rencanakan Peluncuran iPhone dan MacBook Baru di Awal 2026?
-
Ubah Foto Biasa Jadi Profesional LinkedIn, Cuma Modal Gemini AI Pakai Prompt Ini!
-
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan
-
Video Lawas Budi Arie Viral Lagi, Sebut Masuk Penjara Bila Kalah di Pilpres 2024