Suara.com - Mengisi batrai pada ponsel menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh setiap orang. Termasuk di Bandara saat transit maupun menunggu jadwal penerbangan.
Namun demikian, seorang pakar keamanan rupanya memberikan peringatan dini kepada para wisatawan atau masyarakat yang melakukan perjalanan agar tidak mengisi daya ponsel mereka di bandara.
Menyadur dari Unilad, ketergantungan terhadap ponsel pada penerbangan memang sudah menjadi hal yang lumrah.
Apalagi banyak orang yang memiliki boarding pass di ponselnya saat ini. Maka sangatlah wajar jika banyak orang untuk mengisi batrai ponsel mereka di bandara.
Namun, meskipun stasiun pengisian daya yang terdapat di hampir setiap bandara saat ini mungkin tampak nyaman, seorang pakar keamanan memperingatkan hal tersebut.
Tahun lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) mengeluarkan peringatan untuk tidak menggunakan stasiun pengisian daya telepon umum, termasuk yang terdapat di bandara.
“Hindari penggunaan stasiun pengisian daya gratis di bandara, hotel, atau pusat perbelanjaan,” demikian peringatan di situs FBI.
Jae Ro, dari produsen adaptor steker SIGNAL + POWER, kini telah berbicara tentang masalah yang sama.
Meskipun stasiun pengisian daya ini sederhana dan mudah digunakan, Jae memperingatkan 'kenyamanan disertai dengan risiko keamanan yang besar'.
Baca Juga: 31 Kloter Jemaah Haji Indonesia Kembali ke Tanah Air via Bandara Soekarno-Hatta
“Port ini dapat dirusak untuk menginstal perangkat lunak berbahaya (malware) pada perangkat Anda,” katanya Jae Ro.
"Malware ini dapat mengintai tanpa terdeteksi, diam-diam mencuri informasi sensitif seperti kata sandi dan detail perbankan."
Teknik yang digunakan oleh peretas yang dikenal sebagai juice jacking'adalah alasan lain mengapa orang tidak ingin menghubungkan ponselnya ke stasiun pengisian daya di bandara.
Diketahui, kasus ini melibatkan malware yang diinstal melalui port USB rusak yang mengunci perangkat kita atau bahkan mengekspor semua data pribadi dan kata sandi langsung ke pelakunya.
Sebab, aliran daya dan data pada smartphone melewati kabel yang sama, memungkinkan peretas mengambil kendali atas informasi pribadi pemilik ponsel.
“Setelah terinfeksi, ponsel Anda menjadi rentan tidak hanya di bandara, tapi ke mana pun Anda membawanya,” kata Jae.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8
-
Makin Mudah, Final Fantasy 7 Remake Hadirkan 'Easy Mode' di Switch 2 serta Konsol
-
HP Murah Vivo Y21d Lolos Sertifikasi di Indonesia, Fitur Tahan Banting
-
NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket
-
Redmi Pad 2 Pro: Bocoran Spesifikasi Gahar, Baterai 12.000 mAh, Siap Meluncur Minggu Depan?
-
Tencent Tuduh Sony Memonopoli Game usai Digugat, Sebut Horizon Tidak Orisinal
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025