Suara.com - Nama CrowdStrike sedang ramai disebut-sebut sebagai biang kerok tumbangnya sejumlah layanan Microsoft pada Jumat (9/7/2024) kemarin. Namun apa itu CrowdStrike sebenarnya?
Dilaporkan sebelumnya, sejumlah layanan Microsoft terjadi gangguan akses atau down. Dampaknya sejumlah penerbangan, saluran televisi hingga perbankan sempat mengalami kelumpuhan.
Belakangan diketahui sistem keamanan dari CrowdStrike yang disebut-sebut sebagai dalang masalah yang melanda sistem operasi Microsoft di berbagai negara.
Dilaporkan jika masalah pada sistem komputer global ini terjadi karena adanya pembaruan perangkat lunak yang dilakukan oleh CrowdStrike.
Apa Itu CrowdStrike
CrowdStrike merupakan perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh mantan karyawan McAfee, George Kurtz pada 2012 silam.
Perusahaan ini mengelola keamanan IT berbagai perusahaan, salah satunya adalah Microsoft yang mempercayai CrowdStrike.
"CrowdStrike mengamankan area risiko yang paling kritis - endpoints dan beban kerja cloud, identitas, dan data - untuk menjaga pelanggan tetap terdepan dalam menghadapi serangan dan menghentikan penerobosan" tulis keterangan dalam situs resmi CrowdStrike.
CrowdStrike mengklaim memberikan keuntungan bagi pelanggan dari layanan mereka yang melakukan perlindungan keamanan siber.
Baca Juga: Gangguan Akses, Ini Sejumlah Layanan Microsoft yang Bermasalah
Tidak hanya Microsoft yang menjadi klien CrowdStrike, banyak dari perusahaan yang masuk Fortune 500 juga mempercayai perusahaan keamanan ini.
Berbagai perusahaan di berbagai bidang, dari bank, layanan kesehatan, perusahaan teknologi hingga energi menjadi klien CrowdStrike.
Perusahaan ini juga mendapatkan kepercayaan dari pemerintah AS untuk menjalankan investigasi keamanan siber yang menimpa mereka.
Salah satu kasus yang ditangani CrowdStrike adalah melacak peretas Korea Utara yang menyerang AS dari satu dekade ini.
CrowdStrike juga yang direkrut untuk melacak kelompok peretas yang melakukan serangan pada Sony Pictures pada 2014 silam.
Itulah CrowdStrike, perusahaan keamanan siber yang menjadi penyebab lumpuhnya sejumlah layanan Microsoft kemarin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
LG Hadirkan Solusi Display dan HVAC Berbasis AI dan Hemat Energi, Demi Genjot Sektor B2B
-
7 HP dengan Kamera Leica Terbaik 2025, Hasil Foto Premium Bak Profesional
-
5 Rekomendasi HP Murah Spek Dewa untuk Lansia: RAM Lega, Layar Besar
-
5 Rekomendasi HP untuk Content Creator 2025: Kamera Tajam, Performa Ngebut
-
TikTok Perkuat Keamanan Platform Sepanjang 2025, Fokus Lindungi Remaja
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 16 Desember 2025, Klaim Skin Langka dan Bundle Winterlands Gratis
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 Desember 2025, Ada Paket Record Breaker dan 1.000 Gems
-
Hasil Timnas MLBB di SEA Games 2025: Men dan Women Kalah dari Filipina, Raih Perunggu
-
Fischmas 2025: Cara Membuka Hatch dan Akses ke Cryoshock Cellar
-
Laptop Gaming Lenovo Legion Y9000P Edisi Diablo IV Rilis, Usung RTX 5080