Suara.com - Indonesia dikenal memiliki banyak gunung berapi yang aktif, salah satunya Gunung Rokatenda. Baru-baru ini, gunung tersebut telah dinyatakan naik status menjadi level II atau waspada setelah warga sekitar mencium bau belerang. Lantas, Gunung Rokatenda ada di mana?
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, menyatakan bahwa sejak 1 Oktober 2024 hingga 10 November 2024, Gunung Rokatenda telah mengalami berbagai aktivitas, seperti gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh.
Oleh karena itu, masyarakat dan para wisatawan yang berada di sekitar Gunung Rokatenda diimbau agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak atau pusat aktivitas gunung tersebut.
Lokasi Gunung Rokatenda
Gunung Rokatenda dikenal juga sebagai Gunung Paluweh. Lokasinya ada di di Pulau Palu'e, yaitu sebelah utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Memiliki ketinggian mencapai 875 meter, gunung ini merupakan titik tertinggi di Pulau Palu'e. Secara geografis, gunung ini terletak di koordinat 121° 42' bujur timur dan 8° 19' lintang selatan.
Gunung Rokatenda merupakan gunung berapi tipe strato yang memiliki kubah lava di puncaknya. Gunung ini terletak di zona subduksi tektonik dan termasuk dalam kategori gunung api busur belakang (back arc volcano). Hal ini menyebabkan tipe batuan dominannya terdiri dari andesit, andesit basalt, basalt, hingga pikro-basalt.
Sebagai pulau gunung api yang masih aktif, geologi Gunung Rokatenda dipetakan oleh Igan Supriatman S. dan tim pada tahun 2000. Hasil pemetaan tersebut membedakan antara produk Rokatenda yang lebih tua dan yang lebih muda.
Rokatenda tua terdiri dari batuan lava dan aliran piroklastik yang banyak ditemukan di lereng barat dan selatan gunung, serta membentuk sisa-sisa kerucut kecil di kaki gunung bagian barat, barat daya, dan tenggara.
Sementara itu, Rokatenda yang lebih muda menghasilkan lava dan aliran piroklastik yang membentuk gumuk-gumuk kecil, seperti di Matomere, Rokatenda, dan Ili Manunai.
Riwayat Erupsi Gunung Rokatenda
Erupsi Gunung Rokatenda tercatat dalam sejarah pengamatan sejak tahun 1650 Masehi, dengan skala VEI 3 pada erupsi pertama. Setelah itu, tidak ada catatan erupsi selama sekitar 227 tahun hingga tahun 1928.
Sejak 1928, setiap periode erupsi Gunung Rokatenda tercatat dengan jelas. Tercatat setidaknya ada 8 periode erupsi antara tahun 1928 dan 2013.
Gunung Rokatenda mencapai skala VEI 3 saat terjadi erupsi pada 4 Agustus hingga 25 September 1928. Perubahan pada kubah lava akibat letusan ini membentuk empat kawah, dan erupsi tersebut menyebabkan kerusakan besar, termasuk 266 korban jiwa, yang sebagian besar disebabkan oleh gelombang pasang laut.
Periode erupsi berikutnya terjadi antara 31 Desember 1963 hingga 16 Maret 1966. Erupsi yang tidak terduga dimulai pada 31 Desember 1963, disertai dengan getaran gempa dan suara gemuruh di bawah gunung.
Kubah lava terbentuk di titik letusan 1928, disertai dengan aliran lava pijar dan lava dingin. Bencana ini menewaskan satu orang dan menyebabkan tiga orang lainnya terluka.
Lima periode erupsi berikutnya terjadi pada 22 Oktober 1972 hingga 16 Januari 1973, 27-28 Oktober 1973, 5 November 1980 hingga 16 September 1981, 9-21 Mei 1984, dan 3 Februari 1985. Pada periode-periode ini, tidak ada korban jiwa yang signifikan.
Berita Terkait
-
Gus Ipul Pantau Terus Kebutuhan Pengungsi Erupsi Lewotobi, Ini Daftar Bantuan dan Santunan yang Digulirkan
-
Abu Gunung Lewotobi Ganggu Penerbangan, Bandara Lombok Batalkan Puluhan Jadwal Terbang
-
Vidcon dari AS, Prabowo Ingatkan Kabinet Pantau Bencana Erupsi Gunung Lewotobi: Bantuan Harus Cepat dan Tepat Sasaran
-
Penerbangan Ditutup, Alternatif Transportasi di Wilayah NTT Bisa Gunakan Kapal Laut
-
Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Komodo Tutup Sementara
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Bocoran Xiaomi 17 Ultra, HP Premium dengan Kamera 200MP!
-
Qualcomm Resmi Rilis Snapdragon 6s Gen 4, Dukung Fitur Gaming hingga Kamera 200MP
-
Setelah Samsung, Giliran Oppo Gandeng Google buat Teknologi AI
-
Riset Indosat: Jika Indonesia Serius Adopsi AI, PDB Bisa Tembus Rp 2.326 Triliun di 2030
-
41 Kode Redeem FF Terupdate 27 Oktober 2025, Ada Skin Evo Gun Populer Bisa Didapatkan Gratis
-
Daftar Lengkap 17 Kode Redeem FC Mobile 27 Oktober 2025, Dapatkan 500 Token FootyVerse
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan
-
Komdigi Akui Kualitas Internet Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
-
5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
-
The Simpsons Bakal Hadir di Fortnite, Ini Bocoran Event-nya