Tekno / Internet
Sabtu, 21 Desember 2024 | 16:36 WIB
Ilustrasi internet. (freestock.com)

Teguh menambahkan, IPv6 Enhanced Net5.5G tidak hanya menciptakan nilai ekonomi tetapi juga membuka peluang untuk memperluas industri lokal dan lapangan kerja.

Ilustrasi internet. [fancycrave1/Pixabay]

Untuk itu, Teguh menekankan, pentingnya peningkatan literasi serta kolaborasi di antara seluruh pemangku kepentingan, termasuk produsen perangkat, operator jaringan, pengembang aplikasi, dan penyedia konten.

Sementara itu, Direktur Telekomunikasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Digital, Aju Widya Sari menjelaskan, adopsi IPv6 Enhanced Net5.5G diperkirakan menyumbang hingga 7,9 triliun Dolar AS pada 2026 bagi ekonomi global (sumber: Global IPv6 Development Report 2022, Roland Berger).

Aju menjelaskan, Indonesia saat ini tengah mempercepat langkah menuju transformasi digital dengan mengadopsi IPv6 Enhanced Net5.5G, yang menjadi teknologi fondasi bagi infrastruktur digital masa depan.

“IPv6 Enhanced Net5.5G tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis, tetapi juga memberikan manfaat besar dalam tata kelola, keamanan, dan efisiensi di era ekonomi digital,” ujarnya.

Menurutnya, adopsi IPv6 Enhanced Net5.5G menjadi kunci dalam menciptakan tata kelola digital yang lebih aman, efektif, dan efisien.

Dengan kapasitas alamat yang lebih besar, keamanan yang ditingkatkan, dan keandalan jaringan yang lebih tinggi, IPv6 menawarkan solusi teknis untuk mendukung implementasi teknologi masa depan seperti 5G, Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan Cloud Computing.

Meskipun tingkat adopsi IPv6 di Indonesia telah mencapai 15,30 persen pada 2024, dengan total 22.592.465 perangkat yang terhubung, angka ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.

Malaysia, Vietnam, dan Thailand mencatat tingkat adopsi masing-masing sebesar 72,08 persen, 62,94 persen, dan 49,86 persen.

Baca Juga: 20 Nama Wifi Lucu, Unik, Bisa Jadi Inspirasi Kamu

Sementara itu, rata-rata adopsi IPv6 di kawasan Asia Tenggara mencapai 31,62 persen, dengan rata-rata global di angka 39,59 persen.

Aju menekankan, IPv6 Enhanced Net5.5G adalah kunci untuk mendukung integrasi teknologi masa depan dan menciptakan manfaat ekonomi besar, khususnya melalui transformasi digital.

Untuk bersaing secara global, Indonesia perlu mempercepat adopsi IPv6 dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri teknologi, dan masyarakat.

“Dengan upaya kolektif, Indonesia dapat mengakselerasi transformasi digital dan mewujudkan potensi penuh teknologi masa depan,” pungkasnya.

Load More