Suara.com - Sebuah perkembangan luar biasa di dunia arkeologi telah terjadi menjelang liburan Natal. Para arkeolog berhasil “membuka secara digital” sebuah amulet perak (atau sering disebut Jimat) berusia 1.800 tahun untuk menguraikan inskripsi yang diduga sebagai bukti Kekristenan tertua di Eropa.
Dilansir dari Nypost, penemuan ini diakui sebagai bukti otentik Kekristenan murni pertama yang ditemukan di utara Pegunungan Alpen. Temuan tersebut diyakini dapat mengubah sejarah suci selamanya.
“Ini akan memaksa kita untuk memutar kembali sejarah Kekristenan di Frankfurt dan wilayah sekitarnya sekitar 50 hingga 100 tahun,” ujar Mike Josef, Wali Kota Frankfurt, Jerman, tempat artefak ini ditemukan.
“Penemuan pertama Kekristenan di utara Pegunungan Alpen berasal dari kota kita,” tambahnya.
“Kita bisa bangga dengan hal ini, terutama menjelang Natal.”
Amulet atau jimat ini menyimpan lembaran perak “setipis wafer” sepanjang 3,5 cm, yang dikenal sebagai “Inskripsi Perak Frankfurt.”
Artefak tersebut ditemukan pada 2018 di bawah dagu kerangka seorang pria di situs pemakaman di pinggiran Frankfurt. Namun, tulisan kuno yang berasal dari tahun 230 hingga 270—ketika agama-agama dominan di Eropa adalah Yudaisme dan paganisme—baru dapat dibaca sekarang.
Dekripsi dengan Teknologi Canggih
Para ahli dari Leibniz Center for Archaeology (LEIZA) menggunakan pemindaian tomografi komputer (CT) untuk membaca ukiran 18 baris pada artefak ini. Teks tersebut menyebutkan Yesus Kristus sebagai “Anak Allah.”
Baca Juga: Tragedi di Pasar Natal Magdeburg, Korban Luka Lebih dari 200 Orang
“Inskripsi itu berbunyi: ‘Dalam nama Santo Titus. Kudus, kudus, kudus! Dalam nama Yesus Kristus, Anak Allah! Tuhan semesta melawan segala serangan. Tuhan memberikan jalan menuju kebahagiaan. Semoga alat keselamatan ini melindungi orang yang menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, karena di hadapan Yesus Kristus, setiap lutut bertelut: mereka yang di surga, di bumi, dan di bawah bumi, serta setiap lidah mengakuinya,’” demikian terjemahan menurut Daily Mail.
Penemuan ini datang tak lama setelah dekripsi mosaik Meggido yang berusia 1.800 tahun, yang menyebutkan “Yesus adalah Tuhan,” serta manuskrip hampir 2.000 tahun yang mengisahkan masa kecil Yesus yang ditemukan pada Juli 2024.
Tantangan dalam Proses Dekripsi
Para ahli menghadapi tantangan besar untuk membuka gulungan lembaran perak yang rapuh ini. Ivan Calandra, seorang arkeolog dari LEIZA, menjelaskan, “Lembaran perak ini telah tergulung selama sekitar 1.800 tahun, yang tentu saja menyebabkan kerutan dan tekanan.”
Dengan menggunakan teknologi CT, tim berhasil memindai artefak dengan resolusi tinggi dan menciptakan model 3D untuk mengurai inskripsinya. Potongan-potongan hasil pemindaian dirakit secara bertahap hingga sebagian besar kata-kata dapat terlihat.
Namun, ada beberapa bagian teks yang hilang. Meski demikian, tulisan ini dianggap “murni Kristen” karena menonjolkan Yesus Kristus dan Santo Titus, seorang misionaris dan pemimpin gereja, tanpa mengandung tema pagan maupun elemen Yudaisme.
Bukti Kekristenan Awal
Profesor Markus Scholz dari Universitas Goethe di Frankfurt memimpin upaya dekripsi. “Saya mengundang ahli teologi dan kami mendekati teks ini secara bertahap hingga berhasil menguraikannya,” kata Scholz. Ia juga terkejut bahwa ukiran tersebut menggunakan bahasa Latin, mengingat inskripsi serupa biasanya ditulis dalam bahasa Yunani atau Ibrani.
Sedikit yang diketahui tentang pria yang dikubur dengan amulet ini. Namun, para ilmuwan percaya ia adalah seorang Kristen yang taat, meski pada masa itu umat Kristen masih menghadapi penganiayaan. Amulet tersebut kemungkinan besar dikenakan di lehernya sebagai perlindungan hingga ia meninggal dunia.
Di dalam makamnya, para peneliti juga menemukan mangkuk dupa dan kendi dari tanah liat. Para peneliti menyebut pria ini sebagai “Kristen pertama di utara Pegunungan Alpen” dan menduga masih ada situs-situs pemakaman Kristen kuno lainnya yang belum ditemukan di Eropa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Redmi 15C 5G Resmi, HP Murah Xiaomi dengan Kamera 50MP dan Baterai 6.000 mAh
-
Samsung Galaxy A17 4G Masuk Indonesia, HP Rp 2 Jutaan dengan Kamera 50MP
-
Meta Ray-Ban Display: Kacamata Pintar Calon Pengganti Smartphone, Cukup Kontrol dari Tangan
-
Ray-Ban Meta 2 Resmi Dirilis, Kacamata Pintar Bisa Rekam Video 3K
-
Oppo Siapkan ColorOS 16, Kapan Tanggal Rilis Resminya?
-
53 Kode Redeem FF Hari Ini 18 September 2025, Klaim Evo Gun hingga Skin Scar Megalodon
-
Redmi K90 Kantongi Sertifikasi Anyar, Ungkap Teknologi Pengisian Daya Ini
-
Deretan iPhone Paling Worth It di September 2025: Harga Terjangkau, iOS Mumpuni
-
14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 18 September 2025, Klaim Gems hingga Pemain OVR 111
-
Cara Buat Wallpaper 3D di iOS 26, Ubah Lock Screen iPhone Jadi Android