Seiring dengan berkembangnya keanekaragaman hayati, hal ini dapat mengubah lingkungannya sehingga lebih cocok untuk generasi mendatang. Hal ini pada akhirnya mengarah pada fakta bahwa planet-planet yang lebih tua akan lebih mampu menjadi planet super layak huni.
Sedangkan untuk bintangnya sendiri, tipe yang lebih disukai ditetapkan sebagai bintang ‘tipe K’. Bintang tipe K berukuran lebih kecil, tidak terlalu redup, dan lebih melimpah dibandingkan bintang seperti Matahari kita (disebut bintang tipe G).
Bintang-bintang ini memiliki masa hidup yang lebih lama dibandingkan bintang mirip Matahari, sehingga memberikan lebih banyak waktu bagi kehidupan untuk berevolusi di calon planet super layak huni.
Faktor lain yang mendukung bintang tipe K menjadi planet super layak huni adalah jumlah sinar UV yang dipancarkannya. Bintang tipe K mencapai keseimbangan yang tepat dengan tidak memancarkan cukup sinar UV untuk merusak molekul DNA yang diperlukan untuk kehidupan, namun memancarkan sinar UV secukupnya sehingga sintesis senyawa biokimia penting dapat terjadi.
Aspek lain dari kemampuan super layak huni suatu planet adalah sifat orbitnya. Ini termasuk eksentrisitas orbital, apakah lebih elips atau melingkar. Nilai eksentrisitas yang lebih tinggi berarti orbitnya lebih elips.
Eksentrisitas orbit sangat penting dalam menentukan jarak suatu planet dari bintang induknya. Akibatnya, hal ini berdampak pada iklim planet ini.
Bumi mempunyai eksentrisitas orbit yang rendah, yang menyiratkan bahwa bumi hampir berbentuk lingkaran. Dalam studi mereka, Heller dan Armstrong mengatakan bahwa sifat orbit Bumi yang melingkar dan stabil mungkin tidak memungkinkan kehidupan berevolusi melampaui titik tertentu.
Sementara itu, orbit yang sedikit elips mungkin memberikan lingkungan yang lebih menantang bagi evolusi kehidupan, seiring dengan cuaca musiman yang kita lihat di Bumi.
Jalur orbit yang agak eksentrik mungkin berdampak positif terhadap kehidupan di planet tersebut. Mereka menyimpulkan bahwa orbit melingkar tidak berarti super-habitabilitas, dan bahwa planet-planet super-habitabel bisa saja memiliki orbit yang sedikit elips.
Baca Juga: Mengapa Tidak Ada Ilmu Bumi di Kategori Penghargaan Nobel?
Sebuah penelitian baru-baru ini berupaya untuk menemukan apakah planet dengan orbit yang sangat elips bisa menjadi sangat layak huni.
Studi ini terdiri dari pengembangan model habitat laut yang mirip dengan yang ditemukan di Bumi, dan menentukan seberapa besar eksentrisitas orbit dan kemiringan sumbu planet yang tinggi dapat mempengaruhinya.
Simulasi ini juga menggunakan model perilaku atmosfer, dengan analisis yang dilakukan selama satu tahun penuh.
Studi tersebut menunjukkan bahwa habitat laut dapat berkembang dalam skenario seperti itu sepanjang tahun. Selain itu, model tersebut menyiratkan bahwa cuaca musiman yang timbul dari jenis orbit tersebut dapat mengarah pada perkembangan kehidupan yang lebih baik di planet ini.
Faktor perbaikan ekosistem di orbit ini terutama didasarkan pada laju fotosintesis yang lebih baik dan peningkatan daur ulang nutrisi yang diperlukan untuk kehidupan.
Sejauh ini, artikel ini telah membahas ciri-ciri planet yang kemungkinan sangat layak huni, namun apakah para astronom berhasil mengamatinya? Apakah ada exoplanet di luar sana yang lebih cocok untuk kehidupan dibandingkan planet asal kita?
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8