Suara.com - Sebelum Serangan Ransomware BRI yang ternyata hoax, Mr Bert sempat membuat sejumlah pernyataan yang menggegerkan. Yakni soal kebocoran data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System atau INAFIS.
Sebelumnya, kabar mengenai serangan ransomware di BRI ini dibagikan oleh pemilik akun X @realmrbert. Mr Bert mengklaim telah terjadi serangan ransomware di BRI.
Ternyata serangan ransomware ke BRI tidaklah benar, dan sistem masih berjalan baik-baik saja. BRI juga memastikan data pengguna layanan mereka aman.
Namun sebelum kabar serangan ransomware ke BRI yang ternyata hoax tersebut, Mr Bert juga pernah dituding telah menyebarkan informasi yang salah soal kebocoran data INAFIS.
Sempat melalui postingan di Instagram, Mr Bert mengklaim adanya kebocoran data INAFIS pada 19 Oktober 2023 silam. Data berisi NIK, nama, nomor telepon, tanggal lahir, hingga nama gadis ibu kandung dari 200 juta penduduk Indonesia telah tersebut.
Nama ibu kandung ini bisa digunakan untuk verifikasi data rekening di bank. Lalu ia mendemonstrasikan penggunaan data tersebut dengan memanggil call center.
Melalui panggilan telepon di call center tersebut, Mr Bert menyebutkan nama lengkap, nama ibu kandung, nomor telepon hingga tanggal lahir.
"Bank aja bisa gua bodoh-bodohin pakai data ini," ungkapnya dalam postingan kala itu.
Bantahan Pakar IT Soal Data INAFIS
Pakar IT, Alfons Tanujaya berkata lain soal data tersebut. Ia membenarkan pentingnya data ibu kandung karena bisa disalah gunakan penipu, namun resiko tertingginya dalah penutupan rekening, bukan pengambilan rekening.
"Tidak ada risiko rekening diambil alih, dana diambil alih, dana dicuri, atau ditransfer. Itu hanya terjadi kalau credential mobile anda diambil. Kalau credential mobile dan OTP anda diambil, itu bisa terjadi pengambilalihan dana," ungkap Alfons dalam video di postingan Instagram miliknya.
Menurut pakar IT dari Vaksin.com tersebut, pengambilalihan akun hampir mustahil jika berkaitan dengan data kependudukan termasuk ibu kandung.
Karena dibutuhkan OTP sebagai kode verifikasi yang digunakan seseorang bila ingin mengakses akunnya. Tidak sekadar nama pengguna dan nama ibu kandung.
Jadi menurut Alfons, pengguna aplikasi mobile bisa merasa aman selama tidak memberi tahu nama pengguna, password dan OTP mobile banking.
Kesalahan Mr Bert soal penyampaian informasi tersebut tak berhenti di kebocoran data INAFIS. Namun paling baru juga di kabar serangan Ransomware yang disebutnya mengenai BRI.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November 2025, Dapatkan Pemain OVR 109-113 dan Gems Gratis
-
ChatGPT Go Resmi Diluncurkan Pertama di Asia Tenggara, Gandeng Telkomsel, Bundling Mulai Rp 50.000
-
Tim Cook Janjikan Berbagai Teknologi AI Canggih di Apple Intelligence
-
Xiaomi Sedang Garap HP Redmi dengan Baterai 9.000 mAh
-
ONIC, EVOS, dan AE Main Jam Berapa? Ini Update Jadwal Playoffs MPL ID S16
-
Amazon PHK 14 Ribu Karyawan, Proyek Game Tomb Raider Tak Terdampak
-
MediaTek Kompanio 540: Chipset Khusus Chromebook untuk Pelajar dengan Baterai Awet
-
7 HP Murah RAM 12 GB untuk Gamer Kantong Cekak, Harga Mulai Rp1 Jutaan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan