Suara.com - Penemuan luar biasa kembali mengungkap misteri zaman es. Para ilmuwan di Rusia telah menemukan sisa-sisa bayi mamut betina yang hampir sempurna terawetkan selama 50.000 tahun di dalam lapisan es Siberia.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang kehidupan mamut prasejarah dan lingkungan tempat mereka hidup.
Si Bayi Mamut Bernama "Yana"
Mamut kecil ini dijuluki “Yana,” sesuai dengan nama daerah aliran sungai di dekat lokasi penemuannya, Kawah Batagaika, Siberia Timur.
Mengutip dari New York Post, dengan berat sekitar 220 pon dan tinggi 47 inci, para ilmuwan memperkirakan Yana baru berusia satu tahun saat kematiannya.
“Yana merupakan salah satu penemuan paling luar biasa di dunia. Kondisinya sangat baik, bahkan bagian tubuh seperti kepala, badan, telinga, dan mulutnya hampir utuh,” kata Anatoly Nikolaev, rektor Laboratorium Museum Mammoth Lazarev di Universitas Federal Timur Laut, Yakutsk.
Penemuan Yana terjadi pada bulan Juni ketika warga lokal yang sedang berada di kawasan Batagaika menemukan bagian tubuh mamut mencair dari dinding es sekitar 130 kaki di bawah permukaan tanah.
Keberadaan Yana yang terawetkan secara alami ini menjadi bukti luar biasa tentang kehidupan fauna prasejarah yang terjaga di dalam es.
Kondisi Pelestarian yang Luar Biasa
Baca Juga: Bagian dari Ritual, Arkeolog Temukan 13 Mumi Mesir Kuno dengan Lidah Emas
Para ilmuwan menyebut Yana sebagai salah satu spesimen mamut paling terawetkan di dunia. Maxim Cherpasov, kepala Laboratorium Museum Mammoth Lazarev, mengungkapkan bahwa pelestarian tubuh Yana membuat mereka takjub.
“Biasanya, bagian tubuh seperti belalai sering dimakan oleh predator atau burung modern begitu mencair. Namun, pada Yana, meskipun anggota tubuh depannya sudah dimakan, bagian kepala tetap terjaga dengan sangat baik,” jelas Cherpasov kepada Reuters.
Dari tujuh bangkai mamut yang ditemukan secara global, Yana dianggap sebagai salah satu yang paling utuh.
Hal ini memberikan peluang besar bagi para peneliti untuk mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan mamut di masa lalu, adaptasi mereka terhadap lingkungan ekstrem, dan alasan kepunahan mereka.
Lapisan Es yang Terus Membuka Rahasia
Penemuan seperti ini semakin sering terjadi seiring mencairnya lapisan es akibat perubahan iklim. Kawah Batagaika, yang dijuluki “Pintu Gerbang Neraka” oleh penduduk setempat, telah menjadi lokasi penting bagi penelitian prasejarah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
RRQ dan Evos Wakili Indonesia di Grand Final FFWS Global Free Fire
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 13 November 2025: Tersedia Skin, Bundle, dan Diamond Gratis
-
8 HP RAM 16 GB Termurah untuk Gaming Lancar, Mulai Rp7 Jutaan
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November 2025, Klaim Gems dan Pemain 113 Gratis
-
33 Kode Redeem FF 13 November 2025, Dapatkan Shotgun Mematikan Permanen di Momen Ini
-
Vivo X300 dan X300 Pro Rilis 20 November, Debut OriginOS ke Indonesia
-
26 Kode Redeem FC Mobile 13 November 2025, Banjir Pemain OVR 113 Cuma-cuma
-
Cara Membuat Identitas Kependudukan Digital (IKD) Setara KTP
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November 2025: Klaim Pemain Bintang dan Koin Gratis!
-
Vivo V70 Muncul di Geekbench, Bawa Chipset Snapdragon 7 Gen 4