Suara.com - Astronom mengira mereka telah menemukan asteroid baru yang mendekati Bumi, namun kenyataan di balik penemuan tersebut justru mengundang keprihatinan.
Melansir dari UNILAD, Pada 2 Januari, ilmuwan di Minor Planet Center di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Cambridge, Massachusetts, mengumumkan penemuan objek luar angkasa yang awalnya diduga sebagai asteroid. Objek ini menarik perhatian karena ditemukan pada jarak kurang dari 150.000 mil dari Bumi, lebih dekat daripada orbit Bulan, menurut laporan Astronomy Magazine.
Kedekatan ini membuat para astronom memantau dengan cermat karena khawatir objek tersebut berpotensi menabrak Bumi suatu hari nanti.
Namun, penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa objek itu bukanlah asteroid, melainkan sebuah mobil Tesla Roadster yang diluncurkan oleh Elon Musk enam tahun lalu.
Mobil di Antariksa dan Ancaman yang Mengintai
Mobil Tesla, yang dilengkapi dengan manekin bernama "Starman," dikirim ke luar angkasa sebagai muatan uji coba pada peluncuran perdana roket Falcon Heavy milik SpaceX. Selama bertahun-tahun, Tesla Roadster ini telah mengelilingi antariksa, dan keberadaannya dapat dilacak melalui situs "Where Is Roadster." Namun, kondisi mobil saat ini tidak dapat dipastikan, termasuk apakah masih utuh atau sudah rusak akibat hantaman meteoroid.
Penemuan ini, meskipun terdengar aneh, memicu kekhawatiran para ilmuwan. Astrofisikawan Jonathan McDowell dari Center for Astrophysics menyebut bahwa keberadaan benda buatan manusia seperti ini dapat mengganggu upaya ilmuwan dalam mendeteksi asteroid yang benar-benar berbahaya bagi Bumi.
“Kasus terburuknya, Anda menghabiskan miliaran dolar untuk meluncurkan wahana luar angkasa guna mempelajari asteroid, hanya untuk menyadari itu bukan asteroid ketika sudah sampai di sana,” kata McDowell kepada Astronomy.
Risiko Kembali ke Bumi
Baca Juga: Dituding Lakukan Gestur Nazi di Acara Pelantikan Trump, Begini Kata Elon Musk
Ada kemungkinan kecil bahwa Tesla Roadster akan kembali ke Bumi melalui tabrakan, meskipun para peneliti memperkirakan peluangnya hanya sekitar enam persen di masa depan.
Penemuan ini menjadi pengingat bagi komunitas ilmiah untuk lebih berhati-hati dalam membedakan objek alami dan buatan manusia di antariksa. Selain itu, ini juga menyoroti dampak dari peluncuran benda-benda buatan manusia ke luar angkasa terhadap penelitian ilmiah dan keamanan planet kita.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
Terkini
-
5 Rekomendasi HP Wireless Charging Termurah, Mulai Rp2 Jutaan
-
5 Smartwatch dengan NFC Paling Murah, Praktis untuk Transaksi Cashless
-
Acer Perkuat Digitalisasi Sekolah lewat Altos IFP Series, Layar Interaktif 4K
-
Fitur Short hingga Leverage Tinggi Dorong Lonjakan Pengguna di Tengah Pasar Kripto Berfluktuasi
-
4 HP Snapdragon RAM 4 GB Paling Murah Mulai Sejutaan, Performa Stabil untuk Multitasking
-
Baterai Lemah Jadi Biang Kerok? Inilah Bukti Konsumen Sudah Bosan dengan HP Ultra-Tipis!
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa Buat Balas WA, Harga Mulai Rp500 Ribuan
-
31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Desember 2025, Dapatkan 1.500-2.000 Gems Gratis
-
56 Kode Redeem FF Terbaru 23 Desember 2025, Klaim Diamond dan Bundle Spesial Winter
-
50 Kode Redeem FF 22 Desember 2025: Borong Mystery Shop dan Klaim Bundle Gratis