Suara.com - Ritel elektronik yang semakin berkembang menjadikan Indonesia pasar seksi bagi perusahaan asal China, di tengah pemblokiran dari Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab.
"Alur dagang dari China terganggu dan pilihannya jatuh ke South East Asia terbesar, salah satunya Indonesia," kata CEO Jete Indonesia, Jhonny Thio Doran, dalam channel YouTube, Senin (10/2/2025).
Namun, dia tidak melihat masifnya produk China yang masuk sebagai kompetitor.
"Kami tidak melihat sebagai kompetitor tapi sebagai teman belajar baru agar terus menajam. Bagaimana mereka bisa menjual dengan harga segini, kenapa kita nggak bisa. Mereka memiliki kualitas sangat baik harga juga sangat kompetitif," bebernya.
Tidak hanya itu, Jhonny Thio Doran, hal ini menjadi tantangan besar karena brand pilihan utama masyarakat Indonesia masih sangat terfokus dari luar.
"Jadi kalau lihat brand lokal, kualisltasnya aman nggak," imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa dengan perakitan di Indonesia bukan semakin murah tapi costing biayanya jadi makin tinggi.
Namun, hal ini oleh pihaknya diantisipasi dengan diferensiasi, dibandingkan dengan brand-bran lain.
"Kami juga tetap menjaga kualitas baik dengan harga yang semakin kompetitif," tambahnya.
Baca Juga: Tilang Manual Dihapus, Kamera ETLE Diminta Diperbanyak
Salah satu strategi dalam menjaga kualitas sebagai bentuk komitmen perusahaan, Jhonny Thio Doran, menyampaikan bahwa pihaknya memberikan garansi selama dua tahun dan menggantinya dengan yang baru, di seluruh Indonesia.
Perusahaan elektronik itu juga berusaha membuat titik-titik semakin dekat.
"Tahun ini tambah 30 titik dibandingkan tahun sebelumnya, ditargetkan di internal tumbuh 100 persen dibandingkan sebelumnya, juga buka di kota-kota strategis, Februari lalu kita baru buka di Balikpapan," jelasnya.
Selain itu, mengklaim sebagai brand lokal, di tahun ini diharapkan juga akan menjangkau pasar global di tahun 2025.
Tidak sampai di situ, brand lokal satu ini juga mengikuti lifestyle dari masyarakat.
"Kita akan semakin luas produknya, ada kamera meeting, rilis kebutuhan ekosistem lari, ekosistem content creator, oebutuhan sehari-hari lalu kebutuhan projek ht dan lain-lain," bebernya.
Berita Terkait
-
Berkaca dari Sarwendah, Ini Tips Menjaga Barang Elektronik Agar Tak Rusak Kena Petir
-
PPN Naik 12%, Ekonom Core: It's Not a Good Timing
-
E-Paspor vs Paspor Biasa: Mana yang Lebih Menguntungkan?
-
GoPay Plus Apakah Aman? Kenali Berbagai Fitur Menariknya di Sini
-
Emiten Rumah Sakit Hermina Tanda Tangan Elektronik Privy
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Bocoran Harga dan Spesifikasi Vivo V60e Beredar, Debut Sebentar Lagi
-
10 Prompt Gemini AI Foto Estetik Bareng Pasangan yang Viral dan Menarik Dicoba
-
Laris Manis, Penjualan Silent Hill F Tembus 1 Juta Kopi dalam 3 Hari
-
Samsung Rilis Monitor Gaming OLED Impian Gamer Indonesia: Refresh Rate 180Hz
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 30 September 2025: Hujan Ringan Merata di Jabodetabek
-
7 Rekomendasi Smartwatch 1 Jutaan dengan Fitur Nggak Kaleng-Kaleng
-
iPhone 17 Series: Kapan Rilis di Indonesia? Varian dan Perkiraan Harga Terungkap!
-
iPhone 17 Pro Max Gampang Lecet? Ini Pembelaan Apple
-
Spesifikasi Xiaomi Pad 8 dan 8 Pro, Tablet Kelas Premium dari Xiaomi
-
Spesifikasi Xiaomi 17 Pro: Bawa 4 Kamera 50MP Leica dan Layar Mini di Belakang