M. Lucky Akbar, Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Jambi mengungkapkan, merayakan Lebaran merupakan momen penting bagi umat Muslim di Indonesia.
Momentum tersebut tidak hanya sebagai perayaan keagamaan, tetapi juga sebagai periode peningkatan aktivitas ekonomi.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, konsumsi rumah tangga meningkat sekitar 10 hingga 15 persen selama Ramadhan dan Lebaran, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Transaksi digital juga mengalami lonjakan signifikan, menjelang Lebaran, yang didorong oleh pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan kebutuhan belanja dari masyarakat.
Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) memproyeksikan bahwa transaksi e-commerce selama periode Ramadhan dan Lebaran 2025 akan meningkat sekitar 15 hingga 20 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Peningkatan ini didorong oleh tingginya kebutuhan belanja masyarakat menjelang Lebaran, dan hal ini diimbangi berbagai promo dan diskon besar dari berbagai marketplace, serta layanan logistik yang semakin efisien.
Hanya saja, peningkatan transaksi digital menjelang Lebaran membawa serta risiko ancaman siber yang lebih tinggi.
Pelaku kejahatan siber sering memanfaatkan momen ini untuk melancarkan serangan, seperti phishing, malware, dan penipuan secara daring.
Menurut berbagai laporan, serangan siber cenderung meningkat selama musim liburan dan momen acara belanja besar daring, seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Baca Juga: Grab Tebar 11.000 Takjil Selama Ramadan
Dengan demikian, maka keamanan siber dalam transaksi digital menjelang Lebaran harus menjadi prioritas bagi pengguna maupun penyedia layanan.
Dengan meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita bisa terhindar dari ancaman siber yang dapat merugikan masyarakat secara finansial maupun bocornya data pribadi.
Lembaga Konsumen Digital Indonesia mencatat peningkatan laporan kasus phishing sebesar 30 persen selama Ramadhan.
Kejahatan siber ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi digital.
Untuk mengatasi tantangan keamanan siber, diperlukan strategi yang komprehensif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dengan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Edukasi dan kesadaran masyarakat melalui peningkatan literasi digital masyarakat adalah kunci untuk melindungi diri dari ancaman siber.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Makin Mudah, Final Fantasy 7 Remake Hadirkan 'Easy Mode' di Switch 2 serta Konsol
-
HP Murah Vivo Y21d Lolos Sertifikasi di Indonesia, Fitur Tahan Banting
-
NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket
-
Redmi Pad 2 Pro: Bocoran Spesifikasi Gahar, Baterai 12.000 mAh, Siap Meluncur Minggu Depan?
-
Tencent Tuduh Sony Memonopoli Game usai Digugat, Sebut Horizon Tidak Orisinal
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 19 September 2025: Ada Skin Scar, XM8, dan Diamond
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Peluncuran iPhone 17 Picu Penipuan Online di Seluruh Dunia
-
15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 September: Ribuan Gems dan Pemain 111 Menanti