Tekno / Sains
Sabtu, 04 Oktober 2025 | 10:06 WIB
Kupu-Kupu Atlas Biru memiliki jumlah kromosom terbanyak yang pernah tercatat pada hewan multiseluler, yakni 229 pasang (Ist/The Institute of Evolutionary Biology)

Suara.com - Tim ilmuwan internasional berhasil mengungkap rahasia besar dari kupu-kupu Atlas Biru (Polyommatus atlantica) yang hidup di pegunungan Maroko dan Aljazair.

Serangga mungil ini ternyata memiliki jumlah kromosom terbanyak yang pernah tercatat pada hewan multiseluler, yakni 229 pasang. Jumlah ini jauh melampaui manusia yang hanya memiliki 23 pasang kromosom.

Penemuan ini dipublikasikan oleh kolaborasi antara Institute of Evolutionary Biology (IBE), sebuah pusat riset gabungan milik Dewan Riset Nasional Spanyol dan Universitas Pompeu Fabra, serta Wellcome Sanger Institute di Inggris.

Menurut penelitian, jumlah kromosom kupu-kupu Atlas Biru bukanlah hasil dari penggandaan, melainkan akibat pecahnya kromosom selama jutaan tahun. Dari awalnya hanya 24 pasang—jumlah yang umum dimiliki kupu-kupu lain—genom serangga ini terfragmentasi hingga mencapai 229 pasang dalam waktu sekitar tiga juta tahun.

Proses ini jarang terjadi dalam dunia hewan, tetapi menariknya justru membantu kupu-kupu ini bertahan hidup hingga kini. Perubahan ekstrem ini biasanya dianggap merugikan, tetapi spesies ini membuktikan sebaliknya.

Para ilmuwan bahkan melihat kesamaan proses tersebut dengan fenomena pada sel kanker manusia, sehingga riset ini berpotensi memberikan wawasan baru dalam bidang medis.

Dengan mengetahui sejarah genetiknya, peneliti berharap bisa memperkirakan bagaimana kupu-kupu Atlas Biru akan bereaksi terhadap perubahan iklim. Hal ini penting karena spesies tersebut kini terancam akibat kerusakan habitat.

Hutan Cedar di Maroko dan Aljazair—tempat kupu-kupu ini tinggal—terus menyusut karena penebangan liar dan penggembalaan berlebihan. Jika kondisi ini berlanjut, populasi Polyommatus atlantica dikhawatirkan bisa runtuh.

“Genom bukan hanya catatan masa lalu, tetapi juga peta masa depan suatu spesies,” jelas Professor Mark Blaxter dari Wellcome Sanger Institute, mengutip dari laman resmi IBE (10/9/2025).

Baca Juga: Bagaimana Serangga Asli Antartika Melawan Dingin

Ia menambahkan, pemahaman tentang kupu-kupu ini dapat memberi gambaran bagaimana spesies lain berevolusi serta membantu strategi konservasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom kupu-kupu ini pecah di bagian DNA yang lebih longgar. Dengan demikian, meski jumlah kromosom meningkat, isi informasinya kurang lebih tetap sama, hanya dibagi menjadi lebih banyak bagian. Semua kromosom kecuali kromosom seks mengalami fragmentasi.

Dr. Charlotte Wright, peneliti utama dari Wellcome Sanger Institute, mengungkapkan bahwa sejak awal mereka menduga kupu-kupu Atlas biru memiliki sesuatu yang unik.

“Spesies ini ekstrem sekaligus misterius. Berkat kerja sama dengan peneliti lain, kami berhasil mengurutkan genomnya. Hasil ini menegaskan betapa pentingnya kolaborasi dalam sains,” ujarnya mengutip IBE (10/9/2025).

Sementara itu, Dr. Roger Vila dari IBE menambahkan bahwa pecahnya kromosom pernah terlihat pada kupu-kupu lain, tetapi tidak sampai pada level sebesar ini.

“Ada alasan penting di balik fenomena ini, dan kami baru mulai memahaminya,” katanya.

Load More