Suara.com - Saat membayangkan kehidupan di Antartika atau kutub selatan, kita mungkin langsung terpikir tentang penguin yang berjalan terhuyung-huyung di atas es atau anjing laut yang bersantai di tepi pantai. Namun, ada satu penghuni unik yang jarang diketahui: lalat Antartika.
Serangga kecil tanpa sayap ini adalah satu-satunya serangga asli di Antartika dan telah mengembangkan strategi luar biasa untuk bertahan hidup di salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi.
Bagaimana Lalat Antartika bisa bertahan hidup di suhu dingin kutub selatan? Berikut ini penjelasan yang dirangkum Suara.com dari Earth.com.
Strategi Bertahan Hidup yang Unik
Berbeda dengan hewan lain yang mengandalkan bulu atau lemak untuk bertahan dari dinginnya Antartika, lalat ini menggunakan mekanisme biologis khusus.
Para ilmuwan bahkan meyakini bahwa memahami strategi bertahan hidupnya dapat memberikan wawasan berharga bagi penelitian di bidang kriopreservasi dan adaptasi lingkungan ekstrem.
Siklus Hidup yang Misterius
Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Profesor Satoshi Goto dari Universitas Metropolitan Osaka mengungkap bahwa lalat Antartika memiliki siklus hidup dua tahun yang unik. Siklus ini melibatkan dua fase dormansi yang berbeda, yaitu masa istirahat dan obligate diapause.
Selama enam tahun penelitian, para ilmuwan mengamati bagaimana larva lalat ini mengatur perkembangan mereka agar selaras dengan perubahan cuaca Antartika. Strategi ini membantu mereka bertahan dalam suhu ekstrem dan memastikan kelangsungan hidup spesiesnya.
Baca Juga: 10 Ekspedisi Paling Menyeramkan ke Antartika
Dua Jenis Dormansi: Masa Istirahat dan Obligate Diapause
- Masa Istirahat Ini adalah kondisi dormansi sementara yang terjadi ketika lingkungan menjadi terlalu dingin. Larva lalat akan menghentikan pertumbuhannya sementara waktu dan melanjutkan perkembangan ketika suhu kembali menghangat.
- Obligate diapause berbeda dengan masa istirahat, obligate diapause adalah dormansi yang terjadi secara terprogram dalam siklus hidup serangga ini, terlepas dari kondisi lingkungan. Strategi ini memastikan bahwa semua individu berkembang secara bersamaan untuk meningkatkan peluang reproduksi.
Pada musim dingin pertama, larva lalat Antartika mencapai tahap instar kedua dan memasuki masa istirahat. Ketika kondisi menghangat, mereka melanjutkan pertumbuhan. Namun, pada musim dingin kedua, larva mencapai tahap akhir tetapi tidak langsung menjadi kepompong. Sebagai gantinya, mereka memasuki obligate diapause hingga musim panas berikutnya.
Perlombaan Melawan Waktu
Begitu musim panas tiba, larva yang telah melalui obligate diapause akan bertransformasi menjadi serangga dewasa secara serempak. Masa dewasa lalat Antartika sangat singkat, hanya berlangsung beberapa hari.
Dalam waktu yang singkat ini, mereka harus segera menemukan pasangan dan berkembang biak sebelum lingkungan kembali membeku. Menurut Profesor Goto, strategi ini memungkinkan semua individu lalat dewasa muncul pada waktu yang bersamaan, meningkatkan kemungkinan mereka untuk berhasil bereproduksi.
Para peneliti juga menduga bahwa strategi serupa mungkin digunakan oleh serangga lain di lingkungan ekstrem seperti Arktik atau dataran tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Spesifikasi Xiaomi 15T Indonesia, HP Kamera Leica Harga Mulai Rp 6 Jutaan
-
19 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 30 September 2025, Elite Player Pack Sudah Menantimu
-
5 Aplikasi untuk Hapus Objek di Foto, Dijamin Gratis dan Hasil Alami
-
Gegara Tren Viral, Gemini Nano Banana Ciptakan 5 Miliar Gambar AI
-
Tablet Windows Murah untuk Akhir 2025, Ini 4 Pilihan Terbaiknya
-
Gegara Tarif Trump, Peluncuran Game Terminator 2D: No Fate Ditunda
-
15 Prompt Gemini AI Edit Foto Jadi Pemain Bola, Mendadak Jadi Bintang Lapangan
-
7 Rekomendasi Game PC Free to Play di Steam, Pilihan Terbaik September 2025
-
Adu Penjualan Xiaomi 17 vs iPhone 17 Series Tahap Awal, Siapa Pemenangnya?
-
Google Ubah Tampilan Logo G, Sentuhan Gradasi Bikin Makin Elegan